🖋️ Husein Alkaff
Sayyid Hasan Nasrullah
Sayyid Hasan Nasrullah, seorang orator ulung yang setiap kata yang diucapkannya disimak secara seksama dan dianalisa dengan panjang oleh ahli militer dan para pengamat politik Israel.
Beliau dikenal sebagai seorang yang piawai dalam berorasi, tajam dalam menganalisa segala peristiwa politik yang terjadi di Timur Tengah dan cakap dalam menyampaikan gagasannya saat berceramah. Karena itu, beliau lebih dipercaya oleh rakyat Israel ketimbang pemerintah mereka sendiri.
Sayyid Hasan, boleh dikata, orang yang paling dibenci oleh musuh edeologinya di Timur Tengah, yaitu Israel, dan oleh lawan politiknya di negerinya sendiri, Lebanon, namun beliau menyikapi mereka tidak dengan kebencian. Beliau dicaci maki tapi tidak pernah memaki. Beliau dihina tapi tidak pernah menghina. Beliau diteror dengan upaya pembunuhan tapi memaafkan pelakunya dan enggan menuntutnya secara hukum sehingga pelaku upaya pembunuhan itu bebas dari penjara.
Demi negara dan agama, Sayyid Hasan mengorbankan anaknya dalam perang melawan Israel sehingga gugur syahid. Partai yang dipimpinnya, partai Hizbullah, memenanangkan suara terbanyak dalam pemilu. Sayap militer partainya berhasil mengusir penjajah Israel dari wilayah Lebanon Selatan pada tahun 2000, dan kini berada pada garda terdepan menghahadap ancaman Israel sehingga Israel berpikir seribu kali untuk menyerang Lebanon.
Dengan semua jasa dan kemenangan itu, beliau dan partainya tidak minta diperlakukan lebih dari rakyat lainnya, bahkan pada beberapa waktu yang lalu partainya tidak mau mengambil jatah kursi menteri kabinet pemerintahan.
Sayyid Abdul Malik al Houtsi
Pada tahun 2011 terjadi gelombang protes dan aksi demonstrasi di Yaman yang menuntut pergantian pemerintahan yang korup dan perbaikan ekonomi yang hancur dan berujung dengan pergantian presiden dari Ali Abdullah Saleh ke Abdu Rabbuh Manshur Hadi.
Pergantian itu tidak merubah situasi dan kondisi Yaman. Rakyat Yaman yang dimotori oleh partai Ansarullah menggalang demo babak kedua pada tahun 2015 yang berujung dengan larinya Presiden Manshur Hadi ke Arab Saudi, lalu dua bulan berikutnya kekuatan militer Arab Saudi menggempur Yaman dengan dalih menumpas Ansarullah pimpinan Sayyid Abdul Malik al Houtsi yang dinggap telah melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang sah.
Dalam suasana yang carut marut dan tidak menentu di dalam negeri itu lalu diperparah dengan serangan bertubi-tubi dari pasukan Arab Saudi yang didukung Amerika dan beberapa negara Arab, partai Ansarullah dan para pendukungnya melakukan konsolidasi sehingga mereka mampu bertahan karena sosok pemimpin mereka yang karismatik, Sayyid Abdul Malik al Houtsi.
Sayyid Abdul Malik al Houtsi, seorang pemuda kelahiran tahun 1979, muncul menjadi sosok yang paling penting di Yaman. Meskipun secara definitif bukan seorang ulama dan relatif masih muda, beliau mampu mempersatukan rakyat Yaman bagian Utara dan menggalang kekuatan secara apa adanya untuk melawan agresor Arab Saudi.
Serangan Arab Saudi terhadap Yaman Utara sudah memasuki tahun keenam, namun tidak berhasil melumpuhkan para pejuang Yaman Utara.
Menurut perhitungan para pengamat militer, Yaman Utara akan dengan mudah ditaklukan oleh Arab Saudi dan sekutunya dalam tempo satu minggu, namun ternyata perhitungan itu salah. Salah satu kekuatan rakyat Yaman Utara adalah sosok pemimpin mereka yang karismatik, Sayyid Abdul Malik al Houtsi.
Banyak pengamat politik terheran-terheran dengan sosok Sayyid Abdul Malik yang tiba-tiba tampil begitu memukau, dan tidak mempunyai rekam jejak yang menarik perhatian dalam politik dan gerakan.
Beliau menjadi ketua Ansarullah pada tahun 2006 dalam usia dua puluh tujuh tahun untuk menggantikan kakaknya, Sayyid Husein bin Badruddin al Houtsi, yang terbunuh dalam konflik militer dengan pemerintahan Yaman dukungan Arab Saudi dan kelompok Wahabi.
Para Sayyid Kami adalah pemimpin Kami
Pernyataan ini diucapakan oleh seorang ulama senior dari Lebanon bernama Syekh Ali al Kurani beberapa waktu lalu. Beliau menjelaskan bahwa dewasa ini yang memimpin gerakan poros perlawanan terhadap Amerikan dan Israel di kalangan Syiah adalah para sayyid, dan berliau bersyukur kepada Allah swt atas karunia itu.