Selain nasab dan keturunan, keutamaan akhlak adalah yang membentuk siapa seseorang tersebut.
Sayidah Zahra, adalah keturunan manusia paling agung dan utama yang diciptakan Allah Swt. Ibunya adalah wanita paling utama, yang mendukung setiap perjuangan dan dakwah Rasulullah dengan seluruh yang dimilikinya. Fathimah Azzahra, adalah figur yang dididik langsung di rumah kenabian oleh manusia-manusia penuh kasih.
Dari sisi keutamaan akhlak, Fathimah adalah pribadi yang juga memiliki akhlak yang agung. Salah satu hal yang disorot, adalah bentuk penghambaannya kepada Sang Khaliq, karena dengannya seseorang dapat mencapai maqam yang tertinggi di sisi Allah Swt.
Ibadah Sayidah Zahra, tidak diragukan lagi. Bahkan disebut dalam riwayat, Azzahra beribadah hingga kakinya bengkak dan melepuh. Sejak pernikahannya dengan Imam Ali, Sayidah Fathimah menghabiskan malam pertamanya dengan ibadah hingga pagi menjelang.
Rasulullah bersabda, ketika Fathimah berdiri di mihrabnya untuk beribadah, di tempatnya, memancar cahaya yang dapat disaksikan oleh penduduk bumi dan langit.
Keutamaan lain, adalah ketika seseorang dapat zuhud atau meninggalkan keterikatannya dengan dunia. Fathimah Azzahra adalah wanita yang sedemikian zuhud dalam kehidupan dunia.
Diriwayatkan bahwa suatu hari Salman melihat Sayidah Zahra berjalan dan melihat pakaiannya penuh dengan tambalan. Ia mengatakan bahwa para putri petinggi dunia memakai pakaian yang mewah, tetapi putri manusia teragung ini hanya berpakaian yang sangat sederhana.
Salman juga suatu saat melihat Sayidah Fathimah menggiling sendiri gandum hingga berdarah sambil juga menyalakan tunggu memasak air, sedangkan putra putrinya merengek karena kelaparan. Hingga Salman menyarankan agar meminta pembantu kepada ayahnya untuk membantu pekerjaan rumahnya.
Rasulullah bersabda kepada Fathimah untuk bersabar terhadap pahitnya dunia demi mendapatkan manisnya akhirat.
Ini adalah juga pelajaran bagi kita untuk selalu bersabar menghadapi getirnya kehidupan di dunia ini untuk menanti kehidupan akhirat yang manis dan abadi.
Jawaban kedua Rasulullah, bahwa sebagai ganti pembantu yang dimintanya, Rasulullah mengajarkan Tashbihatuzzahra yakni Takbir, Tahmid dan Tasbih. Sebuah amalan yang mengandung pahala yang sangat besar. Untuk itu, jangan sampai kita meninggalkan amalan ini.
Sedemikian besar cinta Rasulullah kepada putrinya, maka saat turun ayat “jangan kau panggil Nabi dengan namanya, panggillah dengan Ya Rasulullah”. Ayat ini turun di rumah Fathimah dan ia memanggil ayahnya dengan panggilan “Ya Rasulallah”. Lalu Rasulullah mengatakan agar Fathimah memanggilnya dengan panggilan Ayah, yang lebih disukai oleh Rasulullah Saw.
Sebuah hadis menyebutkan bahwa “Fathimah adalah bagian dariku. Barangsiapa membuatnya marah, maka ia membuat marah Rasulullah dan barangsiapa membuatku marah, maka ia membuat Allah Swt marah”.
Di hari-hari duka seperti saat ini, kita harus menunjukkan dukacita kita kepada Rasulullah dan Ahlulbaitnya, terutama kepada Shahibal Asri Wazzaman.