ICC Jakarta – Allah memerintahkan kita untuk melihat ciptaan-ciptaan-Nya baik langit, bumi ataupun juga keajaiban-keajaiban yang ada di alam penciptaan ini. Allah berfirman, afalā yanẓurụna ilal-ibili kaifa khuliqat, “Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan (88: 17).” Apakah mereka tidak melihat bagaimana Allah menciptakan unta? Apakah mereka tidak melihat bagaimana Allah menciptakan langit, menciptakan bumi, dan menciptakan segala hal? Agar orang dapat melihat tanda-tanda kebesaran Allah dan penciptaan-Nya sehingga pengetahuan tentang Allah yang ada pada dirinya akan semakin dalam dan luas.
Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan dua contoh dari makhluk-makhluk yang ada dan rahasia-rahasia yang ada pada makhluk tersebut. Lalu kita ingin melihat apakah alam bisa menciptakan hal-hal tersebut ataukah ada pencipta yang Mahakuasa dan Maha Mengetahui yaitu Allah yang telah menciptakannya.
Dua makhluk yang ingin saya sampaikan pada kesempatan ini adalah satu makhluk yang terbang di langit angkasa dan yang satu makhluk adalah makhluk yang ada di bumi. Yang pertama adalah makhluk yang terbang dengan segala keajaiban yang ia bawa. Ia terbang di malam hari bukan di siang hari. Saat semua mata tidak melihat justru ia bisa terbang dengan bebas yaitu makhluk yang kita sebut dengan kelelawar. Kelelawar akan terbang dengan kecepatan yang sedemikian cepat seperti kecepatan burung-burung di siang hari, padahal ia terbang di kegelapan malam untuk makan dan menyambung hidupnya.
Seandainya kita bayangkan kelelawar kita lepas di sebuah terowongan yang gelap dan di terowongan itu ada pipa yang gelap, yang mana bentuknya pipa atau terowongan itu penuh dengan lika-liku. Kita lepaskan ia, ia akan terbang dengan kecepatan seperti biasa ia terbang tanpa pernah sedikitpun ia menyenggol ke kanan atau ke kiri. Keajaiban yang ada pada kelelawar ini bisa kita lihat. Kelelawar bisa melihat dan bisa mendeteksi di depan ada apa, di samping ada apa, sehingga dia tidak tertabrak oleh apa pun juga. Ada suatu alat yang bisa ditemukan pada diri kelelawar yang alat itu jika kita bicarakan dengan bahasa teknologi zaman ini kita menyebutnya dengan sebutan radar. Supaya kita lebih tahu bagaimana kelelawar bisa mendeteksi apa yang ada di hadapannya dan di sampingnya, kita perlu memahami terlebih dahulu apa itu yang disebut dengan radar dan apa kerja dari pada radar itu.
Dalam ilmu fisika dikatakan bahwa ada suara-suara di sekeliling kita yang sedemikian banyak rupanya dan telinga kita yang biasa tidak bisa mendengar suara-suara tersebut. Ketika gelombang suara itu membentur sebuah benda maka ia akan memantulkan dan mengembalikan suara itu ke pusat yang disebut dengan radar. Kemudian akan terdeteksi bahwa di sebelah sana ada sesuatu, karena itu kita melihat bagaimana radar bisa mendeteksi pesawat yang muncul dengan menggunakan sistem gelombang suara tersebut. Pesawat-pesawat dan kapal-kapal yang kita kenal di zaman ini mereka semuanya menggunakan sistem radar seperti ini. Para ilmuwan mengatakan bahwa semacam radar ini, bisa kita temukan pada diri kelelawar dan tentunya radar yang ada pada kelelawar jauh lebih canggih daripada radar buatan manusia.
Ketika kelelawar akan bergerak ia melemparkan lebih dahulu gelombang suara ketika gelombang itu membentur sesuatu maka akan kembali kepadanya, dan ia akan tahu bahwa di depannya ada benda. Bagaimana kelelawar bisa melemparkan gelombang suara tersebut? Dikatakan bahwasanya dari tenggorokannya ia akan mengeluarkan gelombang suara tersebut kemudian ketika terpantul, maka pantulan itu akan kembali kepada telinganya dan di situlah ia bisa menyadari adanya sesuatu di depannya tanpa perlu menggunakan mata.
Beginilah cara kerja kelelawar ketika ia akan bergerak atau ketika ia akan mencari makanannya, ia mengirimkan gelombang suara lalu akan mencerna apa yang dihasilkan oleh gelombang suara itu dengan telinganya. Karena itu, bisa dikatakan di antara organ yang paling vital bagi kelelawar adalah tenggorokannya dan telinganya. Ilmuwan Rusia mengatakan bahwasanya seandainya mata dari kelelawar itu dilukai, kelelawar itu akan tetap bisa bergerak. Kelelawar baru akan tidak bergerak ketika yang dilukai adalah tenggorokannya dan telinganya. Pertanyaannya, siapakah yang memberikan organ yang seperti ini kepada kelelawar? Siapakah yang mengajari kelelawar untuk menggunakan alat itu yang ada pada organ tubuhnya dan siapa yang mengajari kelelawar supaya dia bisa mendeteksi lawan musuh dan makanannya dengan cara seperti itu. Mungkinkah alam yang buta ini yang menciptakan organ-organ tersebut dan mengajarinya kepada kelelawar?
Amirul Mukminin as dalam salah satu khotbah Nahj al-Balaghah menceritakan tentang kelelawar dan mengatakan bahwa gelapnya malam tidak akan pernah bisa mencegah kelelawar untuk bergerak. Mahasuci Allah yang telah menciptakan makhluk semacam ini tanpa ada model sebelumnya. Tidak ada satu pun yang bisa menciptakan makhluk yang sedemikian menakjubkan ini selain Allah yang Mahamampu dan Mahakuasa.
Contoh kedua—supaya kita bisa memiliki pengetahuan yang lebih mengenal Allah dengan lebih dalam—adalah kalau kita mengkaji hubungan yang ada dan harmoni antara bunga-bunga dengan serangga-serangga. Kalau Anda pernah melemparkan pandangan ke kebun yang dipenuhi dengan bunga-bunga, Anda akan menyaksikan bahwa bunga-bunga dengan segala keindahannya itu dikelilingi oleh serangga-serangga dan hewan-hewan kecil yang beterbangan atau tidak berterbangan di sekelilingnya, yang berwarna-warni yang sedemikian menakjubkan. Serangga-serangga itulah yang sibuk dengan aktivitasnya merangkai bunga-bunga seakan-akan kita bisa melihat sebuah pertunjukan yang diskenario oleh orang sutradara di baliknya.
Kita lihat betapa serangga-serangga mendekati satu bunga lalu kemudian menggesek-gesekkan tubuhnya ke bunga-bunga tersebut, kemudian ia akan berpindah ke bunga yang lain dan memberikan apa yang ia gesekkan dari bunga yang sebelumnya ke bunga yang lain. Serangga-serangga atau bahkan kupu-kupu yang kita lihat yang beterbangan atau bergerak di sekitar bunga-bunga itu mereka tidak akan bergerak kecuali ada perintah. Mereka tidak melakukan tindakan-tindakan yang sia-sia. Profesor Barton mengatakan bahwa jika tidak ada serangga-serangga dan jika tidak ada kupu-kupu yang kita simak penjelasannya, maka tidak akan ada rumah di dunia ini yang bisa menjadi tempat untuk sajian buah-buahan.
Bahkan bisa kita katakan jika tidak ada serangga-serangga itu, kita tidak akan pernah memiliki sayur-sayuran, tidak akan memiliki tumbuh-tumbuhan di alam kehidupan kita. Hijau-hijauan pohon-pohonan yang kita lihat di alam ini akan sirna tanpa ada serangga. Saat kita melihat kupu-kupu hinggap di satu pohon atau satu bunga berpindah ke bunga, ke pohon yang lain, ketahuilah bahwa mereka melakukan ini adalah karena menjalankan perintah dari sang Mahakuasa untuk suatu proses yang diinginkan oleh Allah. Menurut para ilmuwan tumbuh-tumbuhan apa pun juga ada jenis jantan dan ada jenis betinanya. Tumbuh-tumbuhan akan melanjutkan kehidupannya dan memiliki generasi-generasi selanjutnya jika terjadi proses perkawinan di antaranya. Benih dari yang jantan harus dipindahkan ke sel telur dari betina supaya akan muncul generasi yang berikutnya dari tanaman-tanaman itu.
Ada satu hal yang menarik dari proses ini. Bunga-bunga itu untuk proses pertumbuhannya dan proses generasinya membutuhkan adanya serangga. Bagaimana supaya serangga itu mau datang kepadanya, bunga-bunga itu akan mewarna dirinya dengan warna-warna yang indah; akan memunculkan aroma-aroma yang semerbak; akan memunculkan rasa-rasa yang enak supaya serangga-serangga itu mau hingga dan mau mendekat kepadanya. Ibaratnya seperti satu pihak yang ingin menarik perhatian pihak yang lain, ia akan menghiasi dirinya secantik mungkin dan dengan menebarkan aroma sewangi mungkin.
Ketika kupu-kupu, misalnya, hinggap di satu bunga dan ia tertarik dengan keindahan warna bunga atau aroma yang disebarkan oleh sebuah bunga, ia akan hinggap di situ lalu ketika ia akan terbang dari situ ia melirik ada bunga lain yang menawarkan aroma yang bisa menarik perhatiannya atau warna yang menarik perhatiannya. Seakan-akan ia memanggil, “Wahai kupu-kupu, datanglah kepadaku,” karena bunga yang kedua membutuhkan serbuk-serbuk yang telah diambil oleh kupu-kupu itu dari bunga yang sebelumnya. Demikianlah terjadinya proses persilangan dan perkawinan dalam kehidupan tumbuh-tumbuhan dan tanaman-tanaman yang menghasilkan buah-buahan, yang menghasilkan bunga-bunga yang berwarna-warni yang kita manusia bisa menikmatinya.
Di antara sekian jenis serangga, ada serangga yang ketika hinggap di suatu bunga, ia akan memanfaatkan bunga yang dihinggapinya semaksimal mungkin. Ia akan memakan apa pun juga yang bisa ditemukan di bunga itu sampai kemudian ia, karena kekenyangan, ia akan membuang apa yang perlu dibuang seperti misalnya lebah. Kita lihat adalah jenis serangga yang sedemikian lalu ketika ia harus membuang apa yang mesti dibuang, yang dibuang adalah sesuatu yang bermanfaat untuk umat manusia yaitu madu, yang kita rasakan dan kita nikmati dan mengandung obat di dalamnya. Ketika orang melihat dengan saksama hubungan antara bunga-bunga, tumbuh-tumbuhan dengan serangga-serangga dengan kupu-kupu, orang akan bertanya, “Sedemikian indahnya fenomena alam ini, siapakah yang berada di baliknya?”
Jika bunga-bunga itu tidak menampakkan keindahan pada dirinya, serangga ataupun kupu-kupu tidak akan pernah hinggap di bunga tersebut. Kupu-kupu juga tidak akan hinggap jika bunga-bunga tersebut tidak menawarkan rasa yang manis, yang bisa dinikmati oleh serangga-serangga tersebut. Jika serangga-serangga itu tidak tertarik untuk hinggap di bunga-bunga, maka tidak akan pernah terjadi proses persemaian yang merupakan perkawinan di antara tumbuh-tumbuhan, dan jika itu yang terjadi, maka tidak akan lagi ada buah-buahan di meja-meja kita.
Manusia juga memikirkan fenomena ini pasti akan sampai pada kesimpulan bahwa ini tidak mungkin tercipta secara tiba-tiba dan tanpa ada yang menciptakan. Dalam surah al-Nahl ayat 68 dan 69 Allah berfirman: Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia, kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).” Karena itu, bisa kita katakan bahwa semua buku yang ditulis berkenaan dengan fisika, kimia dan semua hal yang mengungkap rahasia-rahasia alam layak disebut sebagai buku-buku tauhid dan buku akidah.
Saat itulah dia mesti memikirkan apakah keajaiban, keagungan, ketelitian dan keindahan yang bisa kita saksikan di alam, bukankah ini menunjukkan adanya Pencipta yang Mahaagung, Pencipta yang Maha Berkuasa dan mampu untuk menciptakannya. Karena itu, layak bagi kita dan sudah seharusnya kita menjalin hubungan yang lebih baik dengan Allah yang menciptakan semua keajaiban ini.
Kelahiran Isa
Berdasarkan kalender tanggal 25 Desember menurut catatan bertepatan dengan hari Natal yang merupakan hari kelahiran Nabi Isa as. Walaupun kita bisa katakan bahwa sampai saat ini belum ada bukti yang jelas dan kuat yang menunjukkan bahwasanya tanggal 25 Desember adalah hari kelahiran Nabi Isa as. Ditetapkannya tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Nabi Isa adalah ketetapan yang dibuat ratusan tahun setelah zaman kehidupan Nabi Isa as. Hal itu tidak terlalu penting untuk dibicarakan. Yang paling penting adalah bahwa Nabi Isa as adalah salah seorang nabi utusan Allah yang lahir dari rahim seorang ibu tanpa melalui proses dari sulbi seorang ayah.
Allah menyebut Nabi Isa as dengan sebutan kalimah dari Allah. Dalam surah Ali Imran ayat 45 Allah berfirman kepada Maryam as, “Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putra yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah).” Wahai Maryam, Allah telah memberikan kabar gembira kepadamu akan kelahiran kalimah dari Allah, yang namanya adalah Isa putra Maryam. Dia akan menjadi manusia yang terhormat dalam kehidupannya di dunia dan kehidupannya di akhirat dan dia adalah orang yang memiliki kedudukan yang dekat dengan Allah. Nabi Isa as memiliki sederet sifat dan karakter atau ciri-ciri yang mulia di antara semuanya.
Ada beberapa hal yang layak untuk disimak. Pertama, beliau dikenal sebagai orang yang zuhud; kedua, beliau dikenal sebagai orang yang sangat banyak beribadah. Nabi Isa as mengatakan dalam sebuah riwayat yang diriwayatkan dalam kitab Bihar al-Anwar, jilid 14 halaman 239, “Bahwa yang melayaniku dalam kehidupanku adalah kedua tanganku; yang menjadi kendaraanku dalam kepergianku adalah kedua kakiku; dan yang menjadi tempat alasku dalam berbaring dan tidur adalah tanah; bantalku adalah batu. Aku akan menghangatkan tubuhku di saat musim dingin dengan cahaya dan sinar matahari; di malam hari ketika aku tidur, aku tidak memiliki apa-apa. Ketika aku bangun pagi hari, aku tidak memiliki apa-apa. Di bumi ini tidak ada orang yang lebih kaya daripada aku.”
Sangat menarik, ketika Nabi Isa menceritakan semua kehidupan yang penuh dengan kezuhudan. Akhirnya beliau berkata, “Tidak ada di dunia ini yang paling kaya dari diriku.”
Dalam salah satu riwayat, Imam Ali as menceritakan tentang Nabi Isa as dalam Nahj al- Balaghah dengan sifat yang kurang lebih seperti tadi yang diriwayatkan dalam kitab Bihar al-Anwar. Imam mengatakan bahwa Nabi Isa tidak memiliki sedikitpun harta di dunia yang bisa membuat dia sibuk dengan hartanya. Kita tahu bahwasanya orang selalu disibukkan dengan harta yang dimiliki. Semakin banyak orang memiliki harta, dia akan semakin disibukkan oleh harta dan dunia.
Imam Ali kemudian mengatakan bahwa “Nabi Isa tidak memiliki ketamakan dan kerakusan terhadap milik orang lain.” Orang seringkali tidak memiliki apa-apa tapi matanya melihat milik orang lain dan berharap bisa memiliki hal yang dimiliki oleh orang lain. Kata Imam Ali bin Abi Thalib, Nabi Isa tidak memiliki rasa seperti itu. Berikutnya beliau mengatakan bahwasanya tunggangan Nabi Isa as adalah kedua kakinya. “Dengan kedua kakinya, dia ibaratnya memiliki tunggangan. Ke mana saja dia pergi, dia menggunakan kedua kakinya. Dan yang melayani dia adalah kedua tangannya.” Seringkali orang ketika akan melakukan suatu pekerjaan, dia meminta pelayannya untuk melakukan itu, padahal pelayannya menggunakan kedua tangan untuk melakukan apa-apa yang diminta. Mengapa menggunakan tangan orang lain? Bukankah kita memiliki tangan sendiri. Inilah yang dimiliki oleh Nabi Isa as sesuai apa yang dikatakan oleh Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib.
Dalam sebuah riwayat dan hadis yang menarik sekali Nabi Isa as mengatakan suatu hal yang beberapa kali disampaikan oleh para Imam kita. Dalam berbagai riwayat mereka, Nabi Isa mengatakan bahwasanya dunia ini ibaratnya jembatan, jembatan untuk dilalui. Jika Anda berada di jembatan, laluilah jembatan itu. Bukan kemudian Anda berdiam di jembatan itu dan membangun apa pun juga untuk jembatan itu. Beliau mengatakan, “Dunia itu jembatan, lewatilah jembatan itu. Bukan kalian akan tinggal di situ dan memakmurkannya.”
Terkait dengan masalah ibadah, Nabi Isa as mengatakan, “Sungguh beruntung orang yang menjadikan malamnya tempat dia bertahajud dan beribadah kepada Allah. Merekalah orang-orang yang mewarisi cahaya yang kekal.”
Jika kita menginginkan cahaya ilahi yang kekal, yang selalu menerangi kehidupan kita dan semua tingkah laku kita dan seluk-beluk kehidupan kita, cara yang harus dilakukan adalah kita memanfaatkan sebagian dari malam untuk beribadah kepada Allah, mengingat Allah, beristigfar kepada Allah, memohon kepada Allah meminta kedekatan diri kepada-Nya.[]
Naskah ini merupakan khotbah Jumat Direktur ICC Dr. Abdulmajid Hakimelahi, Jumat 25 Desember 2020, di ICC, Jakarta. Ditranskrip dan disunting seperlunya oleh redaksi Buletin Nur al-Huda.
Artikel terakhir di kategori ini:
Perlunya Kenabian dalam Kehidupan
Manusia dengan segala kecerdasannya tidak akan mengetahui secara pastibagaimana jalan menuju Allah SWT.Ketika para Nabi diutus, mereka harus
Muhammad Model Sempurna untuk Menjadi Manusia Terbaik
Adalah suatu yang fitrah seorang manusia mencintai kesempurnaan. Tetapi ketika kita menginginkan sesuatu yang terbaik, apakah kita juga
Mengharap Al-Husain Memintakan Ampunan Allah Swt untuk Kita
Dalam Majelis Duka Asyura kita dapat mengambil banyak sekali pelajaran, di antaranya tentang komitmen dan kesetiaan kita pada
Tiga Pelajaran Penting dari Peristiwa Asyura
Pertama, Perjuangan dan komitmen atas ajaran agama.Imam Husain dan para sahabatnya, menjalankan misi yang bukan untuk menunjukkan kesombongan,
BOLEHKAH KITA MERAYAKAN TAHUN BARU?
Berdasarkan penanggalan, besok adalah tahun baru. Tahun 2022. Ada pertanyaan, “Apakah kita boleh menyelenggarakan pesta atau acara bersenang-senang