ICC Jakarta – Dalam setiap masyarakat, sejatinya kaum perempuan merupakan satu kesatuan dan bagian tidak dapat dipisahkan dengan laki-laki. Mereka memiliki beragam potensi yang bisa memberikan pengaruh secara besar baik secara langsung dengan melakukan kegiatan-kegiatan dan aktivitas-aktivitas sosial di masyarakat maupun peran yang bisa dijalankan secara tidak langsung kepada masyarakat dengan cara beraktivitas di rumah tangga mereka untuk kemajuan serta kesempurnaan individu dan sosial seperti pria.
Namun demikian, sepanjang sejarah banyak ditemukan sikap ekstrim mengenai sikap dan pandangan kepada kaum perempuan. Sejarah pada masa-masa jahiliyyah mencatat bahwa kaum perempuan tidak mendapatkan posisi manusiawinya secara benar dan kebanyakan dari mereka diperlakukan tak manusiawi serta sekedar dijadikan alat pelampiasan nafsu dan dinilai seperti barang yang dapat diwariskan.
Seiring dengan berlalunya waktu, kaum hawa ini mulai bangkit dan menyuarakan hak-hak mereka kepada dunia. Kini setelah bertahun-tahun dari gerakan ini berlalu kaum Hawa belum juga meraih posisi tinggi manusiawinya.
Kini terbersit pertanyaan, apa posisi sejati perempuan di masyarakat dan institusi keluarga
Agama Islam menempatkan perempuan pada posisi yang tinggi. Di antaranya adalah sikap Rasulullah yang sangat menghormati perempuan dan ajaran agama yang mengangkat derajat perempuan di antara kaum laki-laki serta masyarakat. Al-Quran melihat perempuan dan laki-laki memiliki persamaan, paling tidak pada dua hal yaitu asal mula penciptaan dan kewajiban menjalankan perintah Ilahi. Tentang ayat penciptaan Allah Swt berfirman:
إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ
وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ
وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
“Sungguh, laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan perempuan mukmin, laki-laki dan perempuan taat, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar dan tabah (dalam kebajikan), laki-laki dan perempuan yang sederhana, laki-laki perempuan yang memberi sedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara (kesopanan mereka), laki-laki dan perempuan yang banyak mengingat Allah, bagi mereka Allah menyediakan ampunan dan pahala yang besar” (QS Al-Ahzab [33]: 35)
Sedangkan tentang persamaan menjalankan taklif dan menjalankan kewajiban-kewajibannya diantaranya Allah Swt menerangkan dalam surah Nisa ayat 124:
وَمَنْ يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَٰئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ نَقِيرًا
“Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.”
Jadi tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam penghambaan karena perempuan juga dibebankan tugas-tugas keagamaan (mukallafah), yang berhak mendapat pahala kebaikan dan siksa kejahatan. Barangsiapa mengerjakan amal saleh sesuai dengan kemampuannya dan beriman kepada Allah dan rasul-Nya, maka mereka akan masuk surga dan tidak akan dikurangi derajatnya walau sedikit pun.
Dalam pandangan agama, ajaran Ilahi membantu manusia untuk menggapai akhlak mulia dan mengangkat derajat mereka. Al-Quran menilai seluruh manusia memiliki kemuliaan secara fitrah, karena manusia baik itu pria atau wanita adalah pilihan Tuhan. Salah satu wacana yang saat ini tidak dipahami dengan benar adalah isu kebebasan. Kini dengan dalih kebebasan perempuan, kaum Hawa dijauhkan dari nilai kemanusiaan dan dibelenggu dengan materi. Hasilnya adalah munculnya berbagai kendala dan krisis, rusaknya moral dan maraknya kriminal serta kejahatan yang kita saksikan di masyarakat Barat.
Namun dalam pandangan Islam, salah satu keunggulan manusia adalah kebebasan yang dibarengi dengan rasa tanggung jawab. Dengan demikian manusia dapat menentukan nasibnya sendiri dan menyaksikan dampak dari perbuatan baik atau buruk dirinya. Kaum perempuan diberikan hak untuk beraktivitas diluar dengan tetap menjaga nilai-nilai kehormatan bagi dirinya dan dengan menjaga hijabnya secara sempurna.
Perempuan adalah poros dan bagian inti keluarga serta sama seperti kaum pria, mereka mampu aktif di berbagai bidang sosial dan memainkan peran signifikan. Namun perbedaan ada antara peran pria dan wanita adalah perbedaan yang wajar dan alami serta telah diperhitungkan. Karena perempuan berbeda dengan pria. Perempuan adalah makhluk yang penuh kasih sayang dan lembut serta sensitif. Dan peran utama mereka adalah menjadi ibu dan istri serta pendidik yang baik bagi generasi mendatang yang akan mendidik generasi-generasi yang tangguh pada masa mendatang. []
Sumber Bacaan: Pars Today