CC Jakarta – Rangkaian peringatan-peringatan majelis duka untuk mengenang pengorbanan Aba ‘Abdillah as digelar tadi malam (13/9) di ICC Jakarta. Acara kali ini menghadirkan Ust. Hasan Dalil Alaydrus sebagai pembawa hikmah acara malam-malam duka Asyura.
Dalam paparannya, Ust Hasan Dalil Alaydrus menjelaskan perlunya memelihara persatuan internal dan eksternal.
Terkait dengan persatuan intern, pengikut Ahlul Bayt Indonesia harus serius dalam menjaga persatuan. Pengikut Ahlul Bayt harus tampil menjadi pribadi yang paling agung untuk menyelesaikan hiruk piruk yang terjadi pada masyarakat. Sudah selayaknya pengikut Ahlul Bayt as menjaga persatuan yang merupakan salah satu cita-cita Imam Husain as.
Dalam lanjutan penjelasannya, pemateri menjelaskan bahwa gerakan Imam Husain as mengandung dua prinsip:
Prinsip pertama adalah prinsip al-Haq dan kebenaran. Ajaran-ajaran Rasul sudah tidak dipegang secara sungguh-sungguh dan tidak diamalkan oleh penganut ajaran agama Islam.
Prinsip kedua, kebatilan telah menyebar keseluruh penjuru tempat, pejabat dan mendominasi umat.
Adapun penjelasan pemateri yang berkenaan dengan persatuan ekstern atau persatuan yang cakupannya lebih luas menjelaskan bahwa alangkah baiknya jika antara sesama manusia saling mendoakan. “Allahummaghfir lil Muslimin wal Muslimat”.
Untuk menjaga persatuan, terdapat langkah praktis yang perlu ditempuh yaitu jangan sampai kita menghina tokoh-tokoh yang dihormati oleh kelompok lain. Manusia harus berujar dengan ujaran yang baik.
Dalam hal ini, Al-Qur’an mengatakan qaulan ma’rufa ( QS. Al-Baqarah: 235; QS. An- Nisa’: 5& 8; QS. Al-Ahzab: 32), sebuah prinsip komunikasi dalam agama Islam yang berarti perkataan yang baik, ungkapan yang pantas, santun dan tidak menyakitkan atau menyinggung perasaan.
Qaulan ma’rufa juga bermakna pembicaraan yang bermanfaat dan menimbulkan kebaikan (maslahat). Langkah selanjutnya untuk menciptakan persatuan adalah mulai berkumpul dengan tokoh-tokoh, bersilaturahim untuk menyatukan visi untuk menentukan agenda-agenda bersama yang menyangkut keumatan, jika hal-hal ini sudah terwujud, maka yakinlah umat Islam akan memiliki kewibaan.
Hikmah Asyura kali ini ditutup dengan ayat tentang persatuan sebagaimana yang tercantum dalam Qs. Ali-Imran: 103.
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ
فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
” Dan bepegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah nikmat Allah kapadamu ketika kamu dahulu bermusuhan lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunuia-nya kamu menjadi bersaudara sedangkan (ketika itu) kamu beradadi tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat -nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.” [SH/SZ]