ICC Jakarta – Pada kajian sebelumnya telah dijelaskan tiga kriteria tentang hadis-hadis dhaif, yaitu 1. lemahnya sanad atau tidak adanya sanad. 2. Terputusnya rantai sanad 3. Bertentangan dengan al-Quran; sekarang kita akan melanjutkan kajiannya.
4. Bertentangan dengan riwayat mutawatir
Salah satu faktor-faktor yang menjadikan hadis menjadi dhaif adalah riwayat-riwayat yang dari satu, yaitu secara teks bertentangan dengan riwayat-riwayat mutawatir. Riwayat mutawatir adalah riwayat-riwayat yang jumlah perawinya dalam setiap tabaqah dari silsilah sanad sampai pada derajat meyakinkan bahwa riwayat tersebut berasal dari maksum.
5. Bertentangan dengan akal
Apabila kandungan hadis bertentangan dengan akal, maka hadis tersebut tidak dapat diterima dan merupakan hadis yang dhaif. Tentu saja, ada hadis yang tidak dapat dipahami oleh akal, atau dengan istilah lain, fauq aql (diatas akal), jika demikian, hadis demikian bukan termasuk hadis dalam pembahasan kita. Namun hanya riwayat-riwayat yang kandungannnya bertentangan dengan akal dan hati nurani yang perlu kita abaikan.
6. Bertentangan dengan kenyataan sejarah
Apabila isi hadis bertentangan dengan kenyataan sejarah, maka hal itu merupakan bukti tak terbantahkan atas ketidakbenaran dan kelemahan suatu hadis.
Allamah Thabathabai menunjukkan contoh-contoh dari riwayat-riwayat yang bertentangan sejarah, kemudian tidak lagi menggunakan hadis itu.
Allamah Syusytari juga dalam kitab “Al-Akhbar al-Dahilah” menuliskan bahwa hadis yang bertentangan dengan kenyataan sejarah adalah salah satu parameter yang digunakan untuk menentukan kebenaran suatu hadis dan dengan menggunakan dasar kenyataan sejarah, ia mengkritik sebagian riwayat-riwayat yang ada.
7. Tahrif
Tahrif dalam istilah ilmu hadis bermakna perubahan sanad atau teks untuk tujuan yang tidak benar. Tahrif lebih banyak berkaitan dengan teks, bukan sanad. Tahris teks kadang-kadang dengan perubahan bentuk dan perubahan huruf dan kadang-kadang dengan penambahan atau pengurangan satu atau beberapa kata. Dalam tahrif, jumlah tidakklah penting. Yang penting bagi seorang yang ingin merubah teks adalah sampainya keinginan mereka yang kadang-kadang diperoleh dengan cara menambah atau mengurangi kalimat dengan mengubahnya sesuai dengan keinginan hatinya dan kadang-kadang dengan mengganti penempatannya dan kadang-kadang dengan mengubah satu atau dua huruf.
Pentahrif sanad hadis juga dilakukan dengan menambah satu sifat kepada seorang rawi atau mengubah nama ayah atau kakek perawi hadis sesuai dengan keinginan hatinya. Tahrif dalam sanad sebagian besar dimaksudkan untuk mengubah kevalidan suatu hadis. Kadang-kadang pentahrif demi memvalidkan hadis tertentu, akan menghapus nama seorang sanad dan meletakkan nama lain atau menghapus nama ayah dan kakek perawi dengan menggantinya dengan nama yang sesuai dengan keinginannya sehingga orang-orang yang telah meyakini suatu hadis akan ragu-ragu. Kadang-kadang untuk menjatuhkan hadis yang muktabar, ia mengganti nama-nama yang dapat dipercaya dengan nama-nama perawi yang tidak dapat dipercaya. Pencarian dan penyelesaian permasalahan-permasalahan sanad dibahas dalam Ilmu Rijal dan Ilmu Thabaqah.
Laporan secara umum ini, merupakan faktor-faktor utama untuk mengetahui kelemahan hadis. Tujuan dari penulisan ini adalah pembahasan secara umum. Oleh itu, kami tidak memasuki pembahasan secara mendetail dan hanya mencukupkan dengan menyebutkan contoh-contohnya saja. Tentu saja, sebagian dari mereka, memiliki cara-cara untuk menyelesaikan permasalahan rijal dan kelemahan-kelemahan hadis yang akan dibahas sendiri pada tempatnya.