ICC Jakarta – Pecinta senantiasa memikirkan kepuasan dan kerelaan kekasihnya, tidak mungkin dia melakukan perbuatan yang tidak disenangi oleh kekasihnya. Itulah sebabnya insan yang mencintai Allah SWT selalu melangkah di jalur keridhoan-Nya. Berkenaan dengan hal ini, al-Qur’an secara global menjelaskan jalur cinta dan keridhoan Tuhan sebagai berikut:
قُل إن کُنتُم تُحِبُّونَ اللهَ فَاتَّبِعُونِی یُحبِبکُمُ اللهُ
“Katakanlah –wahai Rasulullah!– jika kalian –benar-benar– mencintai Allah maka ikutilah aku niscaya Allah mencintai kalian”. (QS Ali Imran: 31)
Ayat ini menunjukkan beberapa poin di bawah ini:
1. Konsekuensi cinta Tuhan adalah mengikuti Rasulullah SAW sebagai utusan-Nya karena ajaran yang disampaikan adalah ajaran yang bersumber dari Sang Khaliq dan pemberi dastur.
3. Oleh itu jika ada seseorang atau golongan yang mengaku mencintai Allah SWT tetapi ia tidak mensinergiskan amal dan perbuatannya dengan tuntunan-tuntunan yang berasal dari Allah dan bahkan ia membangkang perintah dan ajaran Rasul, maka pengakuannya sejatinya pengakuan yang batil.
1. Konsekuensi cinta Tuhan adalah mengikuti Rasulullah SAW sebagai utusan-Nya karena ajaran yang disampaikan adalah ajaran yang bersumber dari Sang Khaliq dan pemberi dastur.
3. Oleh itu jika ada seseorang atau golongan yang mengaku mencintai Allah SWT tetapi ia tidak mensinergiskan amal dan perbuatannya dengan tuntunan-tuntunan yang berasal dari Allah dan bahkan ia membangkang perintah dan ajaran Rasul, maka pengakuannya sejatinya pengakuan yang batil.