ICC Jakarta – Kiai muda asal Jepara, Jawa Tengah Kiai Nasikhin mengatakan, zaman dahulu Nabi Muhammad SAW setiap tahun memperingati haul di gunung Uhud dengan menziarahi pamannya, Hamzah.
“Sekarang jika ada haul wali maupun orang saleh hadirilah!” ajak Kiai Nasikhin dalam peringatan Isra’ Mi’raj dan Haul KH Nur Hudrin ke-23 di halaman pesantren Roudlotul Huda desa Margoyoso kecamatan Kalinyamatan kabupaten Jepara, Senin (24/4) kemarin.
Dia mengatakan, meski hadir di haul lalu pulang, baginya tidak masalah. Sebab yang dihauli sebut Nasikhin sedang “obral berkah”. Seruan itu ia sampaikan karena dianjurkan oleh gurunya.
“Yek Shodiq (Yek Nde) haul, panjenengan rawuhi (anda hadiri). Beliau itu wali,” ajaknya lagi.
Kiai asal desa Jambu Barat, Jepara itu menjelaskan, haul dibagi menjadi dua. Haul untuk orang biasa katanya untuk mengirim doa. “Sedangkan haul wali, sesepuh, kiai tujuannya tabarrukan (ngalap berkah),” imbuh Kiai Nasikhin.
Jika ada haul, sambungnya, jangan lupa untuk bersedekah. Karena sedekah para peringatan haul pahalanya 900.000 kali lipat. Berkenaan dengan sedekah, di hadapan ratusan santri dan jamaah ia menyontohkan salah satu perjalanan Nabi sewaktu Isra Mikraj.
Saat itu cerita kiai Nasikhin, Nabi diperlihatkan dengan kelompok yang hanya mengenakan celana dalam, makanannya duri, pipinya jeblong (berlubang, red), dan minumannya lahar dari neraka.
Melihat peristiwa itu Nabi bertanya kepada malaikat Jibril. “Itu contoh umat Panjenengan yang diberikan harta yang berlimpah tapi tidak mau zakat alias nyengit (pelit, red),” paparnya.
Patut untuk diketahui, masih menurutnya, ada tiga faedah ketika mengikuti haul. Pertama, ditambah nikmatnya. Kedua, meninggal dalam keadaan husnul khatimah.
Ketiga, jika yang berangkat haul adalah orang yang tidak baik maka, lanjutnya, Kiai Nasikhin akan didoakan oleh orang yang dihauli menjadi orang yang baik.
KH Nur Hudrin adalah kakak dari almarhum KH Muchlisul Hadi, Rais Syuriyah MWCNU Kalinyamatan. (Syaiful Mustaqim/Fathoni)
Source: NU Online