ICC Jakarta – Dinukil dari Imam Baqir as bahwa ketika beliau memandikan jasad ayahnya; Ali bin Husein [Zainul Abdin], orang-orang yang ada di sekitar mengetahui bahwa lutut dan kakinya kapalan. Pada saat itu mata mereka tertuju pada pundak Imam Zainul Abidin as bahwa sebagian dari pundaknya juga kapalan seperti lututnya.
Mereka mengatakan, bekas yang tampak di kaki dan lutut, jelas karena sujud yang lama. Tapi mengapa bagian dari pundak ini juga kapalan?!
Imam Baqir as berkata, “Kalau bukan karena pasca kematian beliau, aku tidak akan menyampaikan sebabnya. Setiap hari sebisa mungkin pasti mengenyangkan orang-orang miskin. Begitu malam tiba dan makanan keluarganya masih lebih banyak, beliau memasukkannya ke dalam karung. Ketika semuanya sudah tertidur, beliau pergi ke rumah sejumlah orang miskin. Karena mereka menjaga harga diri, sehingga tidak ada orang yang mengenal mereka kalau miskin. Beliau membagikan apa yang ada di dalam karung itu kepada mereka sedemikian rupa sehingga tidak ada yang tahu siapa pembawa makanan ini. Tidak seorang pun dari anggota keluarga beliau juga mengetahuinya. Tapi saya tahu. Maksud beliau dari pekerjaan ini adalah agar beliau mendapatkan pahala sedekah secara sembunyi-sembunyi dari tangannya sendiri.
Ayahku selalu mengatakan, “Bersedekah secara sembunyi-sembunyi bisa memadamkan kemarahan Allah, seperti air yang memadamkan api. Bila salah satu dari kalian memberikan sedekah dengan tangan kanan, berikanlah sekiranya tangan kiri tidak tahu.” (Emi Nur Hayati)
Pand wa Hekayat: Imam Muhammad Baqir As