ICC Jakarta Kepala Biro Politik Hamas di luar negeri, Ismail Haniyeh, melayangkan surat kepada Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei berisi pernyataan mengenai kejahatan Rezim Zionis Israel terhadap bangsa Palestina, serta permohonan Hamas agar Ayatullah Khamenei “bergerak secepatnya.”
Berikut ini terjemahan lengkap dari teks surat Haniyeh yang dimuat oleh situs berita Al-Alam, Selasa (18/5):
Kepada Yang Mulia Pemimpin Revolusi Islam di Republik Islam Iran Grand Ayatullah Sayid Ali Khamenei
Assalamualaikum wr. wb.
Adalah suatu kebahagiaan bagi kami di Hamas di Palestina dapat melayangkan surat dengan setulus hormat kepada Yang Mulia serta permohonan kepada Allah agar senantiasa melindungi dan memberi Anda taufiq serta limpahan prestasi, keberhasilan, kemajuan dan perkembangan.
Yang Mulia serta umat kita dan seluruh dunia tentu mengikuti pemandangan dan gambar-gambar teror dan kejahatan yang kian menjadi-jadi akibat agresi dan genosida yang dilakukan olet mesin perang Israel terhadap anak kecil serta putra dan putri bangsa Palestina di Jalur Gaza yang terblokade sejak lebih dari 15 tahun silam dan di kota Quds (Yerussalem) serta berbagai kota lain di Tepi Barat dan tanah pendudukan 1948.
Kejahatan ini berkelanjutan sejak 13 April dan setelah serangan-serangan brutal yang dilakukan rezim pendudukan dan para ekstremis imigran (Zionis Yahudi) di kota pendudukan Quds dan Masjid Al-Aqsa yang diberkati dan lingkungan Sheikh Jarrah.
Melihat eskalasi kejahatan terhadap tanah air serta bangsa dan kesucian kami dan di hadapan keteguhan bangsa kami dalam melawan agresi dan berkonsentrasi pada perjuangan mereka yang gagah berani dan sah dalam mereaksi agresi yang dipaksakan terhadap mereka ini, kami di Hamas bermaksud memperlihatkan kepada Yang Mulia gambaran kongkret kondisi yang sedang terjadi sekarang beserta berbagai faktor dan perkembangannya, di mana rezim pendudukan menjadi penyebab eskalasi dan agresinya melalui pelanggaran terhadap semua garis merah di kota pendudukan Quds dan Masjid Al-Aqsa yang diberkati.
Pertama, rezim pendudukan meningkatkan strategi dominasi, judaisasi dan pengubahan demografi kota pendudukan Quds melalui perilisan keputusan zalim yang memperkenankan pengusiran etnis terhadap 28 keluarga Palestina yang tinggal di lingkungan Sheikh Jarrah sebagai pendahuluan untuk mendirikan lingkungan Yahudi.
Kedua, rezim pendudukan meningkatkan rencananya pembagian jadwal waktu dan tempat (kunjung) di Masjid Al-Aqsa melalui penutupan tribun-tribun utama di kawasan Bab Al-Amud, salah satu gerbang utama Masjid Al-Aqsa demi mencegah kedatangan jemaah shalat dan meniadakan kesempatan bagi mereka untuk menunaikan syiar dan ibadah mereka.
Ketiga, penyebaran maklumat provokatif terhadap umat Islam (oleh Israel), yang membolehkan sekelompok ekstremis (Yahudi) melurug Masjid Al-Aqsa dalam peringatan yang dinamai “Penyatuan Quds” dan iktikad kuat untuk mengosongkan Masjid Al-Aqsa dari jemaah shalat dan iktikaf pada sepuluh hari pertama bulan suci Ramadhan.
Keempat, serbuan pasukan pendudukan dan agresi terbuka mereka terhadap kehormatan bulan-bulan suci Ramadhan dan kesucian Masjid Al-Aqsa, agresi brutal mereka terhadap jemaah shalat dan iktikaf, termasuk kaum perempuan dan lansia, hingga terjadi kejahatan terhadap lebih dari 600 orang Palestina di dalam dan di sekitar Masjid Al-Aqsa.
Di depan langkah-langkah eskalasi dan kejahatan keji rezim pendudukan di kota pendudukan Quds dan Masjid Al-Aqsa yang diberkati serta lingkungan Sheikh Jarrah, kami di Hamas melakukan serangkaian komunikasi dengan berbagai pihak yang aktif di kawasan untuk mendorong mereka agar mencegah rezim pendudukan melanjutkan pelanggaran dan kejahatannya di Quds dan Masjid Al-Aqsa.
Kami juga telah memperingatkan para pemimpin rezim pendudukan bahwa berlanjutnya serbuan dan pelanggaran ini tidak akan berlalu tanpa reaksi dari bangsa kami dan para pejuangnya. Namun, kebersikerasan para petinggi rezim pendudukan untuk meningkatkan kejahatan dan teror mereka terhadap tanah air dan bangsa kami serta Quds dan Masjid Al-Aqsa yang diberkati mengundang reaksi sah dari kubu resistensi di Jalur Gasa.
Sekarang, mesin perang Israel yang dilengkapi senjata paling mematikan dan terlarang di mata internasional melakukan genosida mengerikan di Jalur Gaza siang dan malam melalui pembombardiran rumah-rumah dan penghuninya serta serangan terhadap bangunan- bangunan prasarana, perkantoran, pusat pemerintahan dan kepolisian, pemboman mobil-mobil sipil serta pencegahan bantuan pangan, obat-obatan, gas, listrik dan semua kebutuhan hidup. Jumlah syuhadapun bertambah menjadi 203 orang, termasuk 51 anak kecil dan 31 wanita dewasa.
Rezim pendudukan, Israel, juga telah kehilangan keseimbangannya dan mulai melakukan segala bentuk kekerasan terhadap siapapun yang berunjuk rasa simpati kepada Gaza dan Quds, baik di dalam wilayah Palestina pendudukan 1948 maupun di pos-pos dan pintu-pintu penyeberangan di wilayah pendudukan Tepi Barat sehingga ratusan warga Palestina yang mengekspresikan penolakan terhadap kejahatan ini menderita luka.
Dalam rangka menyampaikan kepada Yang Mulia gambaran eskalasi teror dan kejahatan Israel terhadap bangsa kami, Palestina, di semua wilayah pendudukan Palestina, dan terhadap tanah air dan kesucian kami, terutama di bagiannya jantungnya, Al-Quds dan Masjid Al-Aqsa yang diberkahi, kami di Hamas menegaskan dengan sangat gamblang bahwa para pemimpin rezim pendudukan bertanggung jawab sepenuhnya atas eskalasi dan genosida yang dilakukan terhadap bangsa kami, dan memohon kepada Yang Mulia untuk bergerak secepatnya dan melobi Arab, Islam dan internasional untuk mengabil sikap yang jelas dan tegas guna mengikat rezim pendudukan dengan;
Pertama, segera menghentikan agresi dan teror yang dipraktikkan rezim pendudukan Israel terhadap Gaza yang terblokade.
Kedua, menghentikan semua pelanggaran terhadap kota Quds dan penduduknya berupa proyek judaisasi, pemukiman (Yahudi), pengusiran etnis dan diskriminasi ras, dan membatalkan semua keputusan yang menyasar gerbang-gerbang Al-Aqsa dan lingkungan sekitarnya, terutama Sheikh Jarrah.
Ketiga, menghentikan secara total kelancangan terhadap Masjid Al-Aqsa yang diberkati, dan menyudahi semua pelanggarannya terhadap kebebasan jemaah shalat dan iktikaf dalam menunaikan syiar dan ibadahnya.
Kami memohon kepada Allah agar senantiasa melindungi dan memberi taufik kepada Yang Mulia serta menganugerahi Republik Islam Iran dengan kemajuan dan perkembangan lebih jauh.
Terimalah salam dan hormat nan tulus dari kami,
Ismail Haniyeh
(mm/alalam)