ICC Jakarta – Lisan adalah salah satu nikmat yang dikaruniakan Allah kepada manusia. Dengan lisan, manusia dapat berkomunikasi dengan manusia lainnya. Namun, seperti nikmat-nikmat Allah yang lain, jika lisan tidak digunakan dengan semestinya, ia bisa mendatangkan kesengsaraan bagi manusia, alih-alih membuatnya bahagia.
Tiada yang lebih mengerti tentang hakikat lisan selain Maksumin as. Berikut ini adalah sejumlah hadis yang diriwayatkan dari manusia-manusia pilihan Allah ini. Semoga mutiara-mutiara yang tersimpan dalam kerang nubuwah dan imamah ini bisa menghiasi jiwa kita, terutama yang berkaitan dengan penjagaan lisan.
:(الرسول الاکرم (ص
مَن کَانَ یُؤمِنُ بِاللهِ وَ الیَومِ الآخِرِ، فَلیـَقُل خَـیراً أَو لِیـَسکُت
1) Rasulullah saw: “Orang yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, hendaknya berkata baik atau menutup mulutnya.”
:(الرسول الاکرم (ص
جَمَالُ الرَّجُلِ فَـصَاحَةُ لِسَانِهِ
2) Rasulullah saw: “Kefasihan lisan adalah keindahan bagi seorang pria.”
:(الامام علي (ع
إِنَّ فِی الإنسَانِ عَـشرَ خِصَالٍ یُظهِرُهَا لِسَانُهُ: شَاهِـدٌ یُخبِرُ عَنِ الضَّمِیرِ، وَ حَاکِمٌ یُفصِلُ بَینَ الخِطَابِ، وَ نَاطِقٌ یَرُدُّ بِهِ الجَوَابَ، وَ شَافِعٌ یُدرِکُ بِهِ الحَاجَـةَ، وَوَاصِفٌ یَعرِفِ بِهِ الأَشـیَاءَ، وَ أَمِیرٌ یَأمُرُ بِالحَـسَنِ، وَ وَاعِظٌ یَنهَی عَنِ القَـبِیحِ، وَ مُعَـزٍّ تَسـکُنُ بِهِ الأحـزَانُ، وَ حَاضِرٌ تُجلَي بِهِ الضَّـغَائِنُ، وَ مُونِقٍ تَلتـَذُّ بِهِ الأَسمَاعُ
3) Imam Ali as: “Dalam diri manusia ada sepuluh hal yang diperankan oleh lidahnya: saksi untuk memberitahu isi hati, hakim yang memilah kata-kata, pembicara untuk menjawab, perantara untuk mengungkapkan permohonan, penyifat untuk menyifati sesuatu, pemimpin yang memerintahkan kebaikan, penasehat yang mencegah keburukan, penghibur untuk menghilangkan duka, penyingkap dendam, dan si elok yang menyenangkan pendengaran.”
:(الامام علي (ع
مَا أَضمَـرَ أَحَدٌ شَـیئاً إِلاَّ ظَهَرَ فِی فـَلَـتَاتِ لِسَانِهِ وَ صَفَحَاتِ وَجهِهِ
4) Imam Ali as: “Sesuatu yang terpendam dalam hati seseorang akan tersingkap melalui kekeliruan ucapan dan ekspresi wajahnya.”
:(الامام علي (ع
اللِّـسَانُ سَبُـعٌ إِن خُلِّـيَ عَنهُ عَـقَرَ
5) Imam Ali as: “Lidah adalah binatang buas. Bila dilepas, ia akan melukai.”
:(الامام علي (ع
إِحبِس لِسَانَکَ قَبلَ أَن یُطِیلَ حَبسَـکَ وَ یُردِيَ نَفسَکَ، فَـلاَ شَيءَ أَولَی بِطُولِ سَجـنٍ مِن لِسَانٍ یَعدِلُ عَنِ الصَّـوَابِ وَ یَتَسَرَّعُ إِلَی الجَوَابِ
6) Imam Ali as: “Kurung lidahmu sebelum ia menyebabkanmu lama dikurung dan merendahkan dirimu. Lidah yang menyimpang dari kebenaran dan terlalu cepat menjawab, lebih pantas dikurung lama.”
:(الامام السجاد (ع
حَقُّ اللِّسَانِ إِکرَامُهُ عَنِ الخَنَی، وَ تَعوِیدُهُ الخَیرَ، وَ تَرکُ الفُضُولِ الَّتِي لاَ فَائِدَةَ لَهَا، وَ البِرُّ بِالنَّاسِ وَ حُسنِ القَولِ فِیهِم
7) Imam Sajjad as: “Hak lidah adalah menjauhkannya dari ucapan kotor, membiasakannya berkata baik, tidak mencampuri urusan orang lain yang tak berguna, berbaik kepada manusia dan mengucapkan hal-hal baik tentang mereka.”
:(الامام السجاد (ع
إِنَّ لِسَانَ ابنِ آدَمَ یُشرِفُ کُلَّ یَومٍ عَلَی جَوَارِحِهِ فَیَقُولُ: کَیفَ أَصبَحـتُـم؟ فَیَقُولُونَ: بِخَیرٍ إِن تَرَکـتـَنَا! وَ یَقُولُونَ: اللهُ اللهُ فِینَا! وَ یُنَاشِدُونَهُ وَ یَقُولُونَ: إِنَّمَا نُـثَابُ بِکَ وَ نُعَاقَبُ بِکَ
8) Imam Sajjad as: “Setiap hari, lidah manusia menengok anggota tubuh lain dan menyapa mereka,’Bagaimana keadaan kalian?’ Mereka menjawab,’Kami baik bila kau meninggalkan kami! Semoga Allah melindungi kami darimu. Kami diberi pahala atau disiksa lantaran dirimu.’”
(الامام الباقر (ع
إِنَّ هَذَا اللِّـسَانَ مِفتَاحُ کُلِّ خَیرٍ وَ شَرٍّ، فَیَنبَغِي لِلمُؤمِنِ إَن یَختِمَ عَلَی لِسَانِهِ کَمَا یَخـتِمُ عَلَی ذَهَبِهِ وَ فِضَّـتِهِ
9) Imam Baqir as: “Lidah ini adalah kunci kebaikan dan keburukan. Maka itu, hendaknya seorang mukmin menggembok lidahnya seperti ia menggembok wadah emas dan peraknya.”
(الامام الصادق (ع
إِذَا أَرَادَ اللهُ بِعَبدٍ خِزیاً أَجـرَی فَضِیحَتَهُ عَلَی لِسَانِهِ
10) Imam Shadiq as: “Bila Allah ingin menghinakan seorang hamba, Ia akan menampakkan aibnya melalui lidahnya.”
Sumber: Alf Hadits fi Miah Maudhu’ disiapkan oleh Safinah Online