ICC Jakarta – Morteza Sabouri, konselor kebudayaan Iran di Manila, berbicara tentang kedudukan agung Isa al-Masih dan ibundanya, Maryam dalam Alquran, dengan mengisyaratkan pada ayat-ayat Alquran yang menggambarkan Isa al-Masih dan Maryam.
“Dari aspek pengetahuan teologis, salah satu cara terpenting untuk memperoleh pengetahuan tentang suatu agama adalah dengan mengacu pada teks suci yang telah diturunkan oleh Allah tentang agama itu. Alquran menyebutkan salah satu syarat keimanan umat Islam adalah mengimani kitab-kitab suci dan para utusan-Nya, artinya seorang Muslim juga harus meyakini kitab Injil yang diutus oleh Allah dan juga al-Masih (as),” imbuhnya.
Sabouri berkata: “Kami berharap dengan lebih banyak pengetahuan tentang kesamaan agama, ikatan persaudaraan dan kerja sama mahasiswa Muslim dan Kristen untuk menghadapi tantangan umat manusia saat ini akan menjadi lebih kuat dan lebih kokoh.”
Ranolfo Belwan, dosen teologi di perguruan tinggi Meycauayan, berbicara tentang Isa al-Masih (as) dalam ajaran dan teks Alkitab dan para peneliti Kristen serta dengan menyebut penting dialog dan aling mengerti antar para pengikut agama terhadap kesucian satu sama lain, mengatakan: arti kalimat isa dalam bab “Kejadian” adalah nyata dan memiliki kebenaran, dan kata anak Allah, anak Daud (Daud), raja orang Yahudi, rabi dan nama lain dikaitkan dengan Isa Al-Masih dalam berbagai Injil dan dalam kitab suci Kristen yang diyakini oleh sebagian besar Umat Kristen bahwa nama Isa disebutkan dalam Tritunggal bersama dengan Tuhan Bapa, Tuhan Anak dan Roh Kudus.
Dosen teologi Kristen ini menekankan: Dalam konteks hubungan Isa dengan manusia, harus dikatakan bahwa Isa adalah manifestasi dari apa yang harus dicapai manusia. Tetapi baik mereka yang memiliki pandangan positif maupun mereka yang memiliki pandangan negatif tentang dia tidak dapat menunjukkan atau merendahkan karakter Isa yang sebenarnya karena Isa di atas segalanya.
Hujjatul Islam wal Muslimin Mohammad Taghi Ansaripour, seorang profesor di Universitas Agama dan Mazhab Qom, juga mengisyaratkan Isa Al-Masih (as) dalam Alquran dan berkata: “Isa Al-Masih telah mendapat banyak perhatian dalam Alquran. Menurut perspektif Alquran, para nabi adalah perantara antara Tuhan dan manusia sehingga pesan-pesan Tuhan melaluinya dapat tersampaikan. Para nabi ini lebih unggul secara spiritual dan moral. Tidak mungkin setiap orang mencapai keadaan seperti itu untuk mendengar suara malaikat atau suara Tuhan. Tetapi pada saat yang sama, keagungan para nabi itu berbeda.”
Dia menekankan: Nama suci Isa Al-Masih telah disebutkan 32 kali dalam Alquran. Isa disebutkan 25 kali dalam Alquran, Isa Al-Masih putra Maryam sebanyak lima kali, dan Putra Maryam sebanyak dua kali.
Setelah pertemuan virtual ini, diadakan sesi tanya jawab antara peserta dan profesor yang hadir pada pertemuan tersebut, dan mahasiswa, guru dan pejabat perguruan tinggi Meycauayan, sembari mengapresiasi konselor kebudayaan, menyerukan agar lebih banyak webinar semacam itu untuk lebih mengenal ajaran-ajaran Islam.
sumber: iqna