ICC Jakarta – “Selain dialog antar umat beragama juga penting dibangun dialog internal umat Islam,” demikian kurang lebih pernyataan Dr. Syekh Assalami dalam Konferensi Internasional Maulid Nabi Besar Muhammad saw. dalam jaringan, 10 November 2020 lalu. Akademisi Australian National University (ANU) itu berpendapat bahwa masih sangat banyak hal yang harus diurai dalam komunikasi antar keyakinan umat beragama di dunia ini.
Menurutnya, Islam adalah agama yang menganjurkan proses pencerahan dengan cara dialog. Diyakininya bahwa proses dialogis sangat mendukung upaya-upaya damai yang dipromosikan Alquran.
Sudah banyak upaya dialog yang digagas dan dilakukan untuk mempertemukan para pemeluk agama dan penganut keyakinan yang berbeda-beda. Namun tak boleh dilupakan menurut Assalami bahwa di dalam tubuh umat Islam itu sendiri terdapat berbagai perbedaan yang sangat layak didialogkan. Dialog internal umat Islam akan menjadi kekuatan baru di masa yang akan datang jika dapat mengurai berbagai perbedaan dan melahirkan kesalingpahaman internal umat ini.
Dalam kesempatan tersebut juga hadir menjadi pembicara kunci Prof. Dr. M. Quraish Shihab, MA. mufassir kontemporer yamg menulis Tafsir Al-Mishbah. Topik “Kelahiran Pencerahan, Perdamaian, dan Keadilan” yang diangkat pada event pertama konferensi internasional maulid ini diikuti oleh ratusan peserta secara daring.
Selain Prof. Quraish, tampil pula sebagai keynote speaker Dr. Abdul Madjid Hakiemillahi, Direktur ICC Jakarta menggantikan Prof. Dr. Ayatullah Ali Reza A’rafi. Syekh Hakiem, demikian beliau akrab disapa, menjelaskan besarnya manfaat ayas kecintaan kita kepada Rasulullah saw. Pelajaran yang diwariskan oleh Rasulullah saw hendaknya dapat digunakan untuk membangun dunia yang beradab dengan pencerahan ilmu pengetahuan Alquran.
Keilmuan dan pengetahuan Islam akan menjadi modal dalam proses menyebarkan kedamaian dan keadilan. Dr. Ahmad Arif Budiman, akademisi dan Wakil Rektor III UIN Wali Songo Semarang menegaskan kekuatan Islam sebagai basis peradaban melalui proses pencerahan ilmu-ilmu Islam.
Disayangkan dalam konferensi ini, paparan Dr. Estiyad, aktivis Hak Azasi Manusia dunia dari Kanada urung ditayangkan karena masalah teknis. Konferensi ini berakhir pukul 17.15 WIB. [Syf/Spr]