ICC Jakarta – Dalam rangka menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, Multaqa Ulama, Habaib dan Cendekiawan Muslim meminta agar umar Islam menjaga stabilitas keamanan usai pemilu. Salah satunya agar tidak melakukan tindakan inkonstitusional.
Menurut Juru Bicara Multaqa Ulama, Najih Arromadlon, stabilitas keamanan sangat erat hubungannya dengan keimanan. Sehingga umat Islam mempunyai kewajiban untuk menjaga keamanan negara.
Agar terhindar dari tindakan inkonstitusional, lanjut Najih, Multaqa Ulama menyerukan agar Umat Islam patuh dan menunggu hasil perhitungan resmi KPU. Sebab lembaga tersebut yang berdasarkan Undang Undang mempunyai kewenangan untuk mengumumkan hasil pemilu. Hal tersebut demi menghindari tindakan anarki.
“Ketaatan di sini bisa bermakna teguh menempuh jalur konstitusional. Prinsip ketaatan ini untuk menjaga kelangsungan sistem sosial agar tidak terjadi anarki,” ucap Najih sebagaimana dilansir dari CNNIndonesia.
Terlebih, besok umat Islam akan memasuki bulan suci Ramadhan. Sehingga agar bisa melaksanakan ibadah puasa dengan khidmah, maka masyarakat muslim mesti berperan dalam menciptakan suasana yang kondusif dengan menghindari aksi yang mengandung provokasi.
“Umat Islam Indonesia, mesti turut berperan dalam menciptakan suasana yang kondusif. Terlebih, Ramadan akan segera tiba. Persamaan yang ada harus lebih ditonjolkan daripada perbedaan yang ada,” ujar Najih.
Selain itu, jelas Najih, aksi-aksi provokasi tersebut dapat mengganggu berlangsungnya ibadah selama bulan suci Ramadhan bahkan bisa mengurangi pahala berpuasa.
“Hal tersebut akan sangat mengganggu berlangsungnya ibadah di bulan suci Ramadan, bahkan dapat menghilangkan pahala berpuasa di bulan Ramadan yang dilipatgandakan oleh Allah SWT,” jelas Najih.
Dalam Multaqo itu, hadir sejumlah tokoh di antaranya Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj, Imam Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, TGB Turmudi Badaruddin, Gus Muwafiq, Shinta Nuriyah Wahid dan tokoh lainnya.