ICC Jakarta- Lailah berarti malam dan kata “Raghaib” adalah kata jamak dari “Raghibah” berarti sesuatu yang diinginkan dan dicenderungi juga bermakna pemberian dan karunia yang banyak.[1] Oleh karena itu, “Lailatu al-Raghaib” selain dapat berarti suatu malam yang sangat diinginkan dan diperhatikan, dapat pula berarti malam yang di dalamnya Allah swt banyak memberikan karunia dan anugerah. Dengan memperhatikan sebuah riwayat yang dinukil berkaitan dengan keutamaan malam ini, maka keduanya dapat dibenarkan. [2]
Hadis Lailatu al-Raghaib
Hadis lailatu al-Raghaib dinukil dari Nabi saw dan dimuat dalam kitab Iqbalul A’mal, Sayid bin Thawus. Dalam hadis ini telah disinggung amalan-amalan pada malam ini. dalam hadis ini dimuat bahwa malaikat menamakannya dengan laillatu al-Raghaib. ketika sepertiga dari malam ini berlalu, tidak akan tersisa malaikat di langit dan di bumi kecuali mereka berkumpul di sekitar Kakbah. Allah berfirman kepada para malaikat katakanlah apa yang kalian inginkan. Para Malaikat berkata, keinginan kami adalah pemberian karunia kepada orang-orang yang berpuasa pada bulan Rajab. Allah menjawab: Aku akan mengambulkannya.[3]
Amalan Malam Lailatu al-Raghaib
Dalam riwayat Lailatu al-Raghaib dimuat hari Kamis pertama dari bulan Rajab berpuasa dan di malam jumat antara salat Magrib dan Isya dirikanlah salat dua belas rakaat yang mana setiap dua rakaatnya ditutup dengan salam dan di setiap rakaatnya membaca surah Al-Fatihah dan surah al-Qadr tiga kali dan surah al-Ikhlas dua belas kali.
Usai melaksanakan salat, tujuh puluh kali membaca shalawat
﴾ اللهم صل علی محمد النبی الامی و علی آله ﴿
dan setelah itu bersujud dan membaca zikir
﴾ سبوح قدوس رب الملائکة والروح ﴿
sebanyak tujuh puluh kali dan zikir
﴾ رب اغفر وارحم و تجاوز عما تعلم انک انت العلی الاعظم ﴿
sebanyak tujuh puluh kali. Setelah itu, mengangkat kepala dari sujud dan kemudian membaca zikir
﴾ رَبِّ اغْفِرْ وَ ارْحَمْ وَ تَجاوَزْ عَمّا تَعْلَمْ اِنَّکَ اَنْتَ الْعَلِیُّ الْاَعْظَمُ ﴿
kemudian pesalat bersujud kembali membaca zikir
﴾ سبوح قدوس رب الملائکة والروح ﴿
lalu ia dapat menyampaikan hajat-hajat dan segala permohonannya kepada Allah swt.
Catatan Kaki
1. Farhange Abjadi, Arab Parsi, jld.1, hlm.436.
2. Makarim Syirazi, Mafatih Nuin, hlm.618, Amalan bulan Rajab.
3. Al-Iqbal al-A’mal al-Hasanah, jld.3, hlm.185.