ICC Jakarta – Budaya arab jahiliah masih melekat di benak para sahabat nabi mengenai perilaku mereka kepada wanita, sebagian menganggap rendah dan meremehkan kedudukan wanita , tetapi Rasulullah saww, menunjukkan dengan terang-terangan kepada umatnya penghoramatan kepada putrinya tercinta Sayyidah Zahra as, selain daripada penghormatan itu didasari oleh makam dan kedudukan yang tinggi Sayyidah Zahra as, hal itupun ditunjukkan karena perintah dari Allah Swt, karena tidak ada yang muncul dari nabi saw baik itu dari perkataan maupun perbuatannya kecuali bimbingan wahyu dari Tuhannya.
إنْ هُوَ إِلاَّ وَحْيٌ يُوحى*وَما يَنْطِقُ عَنِ الْهَوى
“dan dia tidak berbicara menurut kemauan hawa nafsunya, Ucapannya itu tidak lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)”[1]
Didalam berbagai kitab ahlussunnah dapat dilihat bahwa begitu besar penghormatan Nabi kepada Sayyidah Zahra as putrinya sendiri
كانت إذا دخلت عليه- على رسول اللَّه صلّى اللَّه عليه وآله- قام إليها فقبّلها ورحّب بها وأخذ بيدها فأجلسها في مجلسه
“ketika dia (Sayyidah Zahra as) memasuki majelis Rasulullah saww , Rasulullah saww berdiri dan menciumnya dan memberikan jalan sembari memegang tangannya kemudian dipersilahkan untuk duduk di tempat majelis rasulullah saww”.[2]
Hakim Nisyaburi setelah meriwayatkan hadits ini menegaskan bahwa riwayat ini sahih menurut perawi Bukhari dan Muslim.
Riwayat tersebut menunjukkan betapa tingginya kedudukan Sayyidah Zahra as, sampai dimana tempat duduk Rasulullah saww dipersilahkannya kepadanya.
Dilain hal Rasulullah saww pun dengan terang-terangan bersabda bukan berdasarkan atas hubungan ayah kepada putrinya, tetapi sabda Rasulullah saww ini berlandaskan perintah dari Allah Swt akan kedudukan yang tinggi dari Fatimah Zahra as, di dalam kitab-kitab ahlussunnah banyak sekali meriwayatkan mengenai kedudukan beliau, diantaranya :
1. Wanita yang paling dicintai Rasulullah saww
فاطمة أحبّ إليّ منك وأنت أعزّ عليّ منها
Fatimah adalah orang yang paling aku cintai darimu (wahai Ali as), dan anda (wahai Ali as) disisiku paling Aziz darinya. Haitsami mengomentari hadits tersebut dengan sahih seluruh rijalnya.[3]
2. Sayyidah Fatimah Zahra as adalah pemimpim wanita seluruh alam
فَاطِمَةُ سَيِّدَةُ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ
“Fatimah pemimpin wanita ahli Syurga”[4]
يا فاطمة ، ألا ترضين أن تكوني سيدة نساء العالمين وسيدة نساء هذه الأمة وسيدة نساء المؤمنين
“Yaa Fatimah, apakah engkau tidak rela bahwa engkau adalah pemimpin wanita seluruh alam, dan pemimpin wanita umat ini, dan pemimpin wanita mukminin”, Hadits sahih menurut rijal Bukhari dan Muslim.[5]
3. Sayyidah Fatimah Zahra as adalah buah hati Rasulullah saww
إنّما فاطمة بضعة منّي يؤذيني ما آذاها
“Sesungguhnya Fatimah adalah buah hatiku, barangsiapa yang menyakitinya maka dia menyakitiku”[6]
إنّما فاطمة بضعة منّي يؤذيني ما آذاها وينصبني ما أنصبها
“Sesungguhnya Fatimah adalah buah hatiku, barangsiapa yang menyakitinya maka dia telah menyakitiku, barangsiapa yang memusuhinya, maka dia telah memusuhiku”.[7]
4. Marahnya Fatimah as adalah Marahnya Allah Swt
إن الله يغضب لغضبك ويرضى لرضاك
“Sesungguhnya Allah marah dengan kemarahanmu (Fatimah as) , dan rido dengan keridoanmu”
Hadits ini disahihkan oleh Hakim Nisyaburi didalam Mustadraknya menurut rijal Bukhari dan Muslim[8]
Begitu juga hadits ini terdapat didalam kitab Tahdzib-Tahdzib Ibnu Hajar Atsqalâni, dan dia mengatakan bahwa hadits mengenai kedudukan Fatimah as sangatlah banyak sekali.[9]
5. Sayyidah Fatimah Zahra as termasuk wanita yang pertama Masuk Surga
عن علي رضي الله عنه قال : أخبرني رسول الله صلى الله عليه وسلم : « أن أول من يدخل الجنة أنا وفاطمة والحسن والحسين » قلت : يا رسول الله ، فمحبونا ؟ قال : « من ورائكم »
“Dari Ali as, berkata : Rasulullah saww telah memberitahukanku, : orang –orang yang awal masuk syurga adalah aku , Fathimah, Hasan, Husein, kemudian aku bertanya kembali, Yaa Rasulullah saww bagaimana orang-orang yang mencintai kita, Rasul menjawab : mereka akan masuk syurga setelah kalian semua”
Disahihkan oleh Hakim Nisaburi menurut sanad Bukhari dan Muslim [10]
6. Sayyidah Fatimah Zahra as adalah orang yang paling Benar perkataannya (Siddiq) setelah Rasulullah saww.
ما رأيت أحدا كان أشبه كلاما ، وحديثا من فاطمة برسول الله صلى الله عليه وسلم
Dari Aisyah : “Aku tidak melihat seorangpun yang lebih mirip perkataannya dengan Rasulullah saww, dan haditsnya dari Fatimah as”
Disahihkan oleh Hakim Nisaburi, menurut sanad Bukhari dan muslim[11]
7. Sayyidah Fatimah Zahra as lebih utama dari khalifah yang empat
إنّ فاطمة وأخاها إبراهيم أفضل من الخلفاء الأربعة باتّفاق
Sesungguhnya Fatimah dan saudaranya Ibrahim (yang wafat) lebih utama dari khalifah yang emat dengan ittifaq (kesepatan)
Hal ini disampaikan oleh Alam Arâqi di dalam kitab Faidz Al-Qadir[12]
[Teriring ucapan rasa bela sungkawa kami atas syahadahnya Sayyidah Fatimah Zahra]
Catatan Kaki
[1] An-Najm : 3-4
[2] Hakim Nisyaburi, Mustadrak ‘Ala Sahihain, jilid ke-3, hal. 154
[3] Haitsami, Majma Zawaid : jilid ke-9, hal 202
[4] Bukhari, Sahih Bukhari, bab fadhail sahabah, Hadits ke- 12
[5] Hakim Nisyabûri, Mustadrak ‘Ala Shahihain, hadits ke-4723
[6] Muslim, Sahih Muslim, jilid ke-7, hal.141
[7] Ahmad, Musnad Ahmad, jilid ke-4, hal.5, disahihkan oleh Hakim menurut rijal Bukhari dan Muslim di dalam Mustadrak ‘Ala Sahihain, jilid ke3, hal 158
[8] Hakim Nisyaburi, Mustadrak ‘Ala Sahihain, jilid ke-3, hal.158
[9]Atsqalani, Tahdzib-At-Athdzib, jilid, ke 12, hal. 392
[10] Hakim Nisyabûri, Mustadrak ‘Ala Sahihain, hadits ke-4706
[11] Hakim Nisyabûri, Mustadrak ‘Ala Sahihain, hadits ke-4715
[12]Manâwi, Abdurra’ûf, Feidz Al-Qadîr , jilid ke-4, hal 461