ICC Jakarta – Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Prof KH Nasaruddin Umar mengatakan bahwa masjid harus bisa memberdayakan umat. Salah satu caranya adalah dengan membangun minimarket berbasis masjid. Sebab, masjid yang dibangun Rasulullah SAW pada masa awal Islam memiliki banyak fungsi sehingga masyarakat Muslim dapat berkembang.
“Ini kata kunci saya, jangan saja umat memakmurkan masjid tapi masjid yang harus memakmurkan umat,” ucapnya di Jakarta, pada Senin (10/12).
Menurutnya, Indonesia saat ini memiliki lebih dari 800 ribu masjid. “Kalau setiap masjid punya minimarket yang dijamin halalnya, keuntungannya masuk ke masjid, pegawainya Muslim, maka keuntungannya (manfatnya) untuk umat,” ujarnya.
KH Nasaruddin menjelaskan, pada zaman Rasulullah, masjid berfungsi sebagai kantor pengadilan pidana perdata, balai pertemuan untuk acara pernikahan, akikah, dan kematian. Masjid juga jadi tempat pertemuan lintas agama, hal itu dibuktikan Nabi saat 60 orang tokoh lintas agama berkumpul di masjid.
“Bahkan menara masjid tidak hanya digunakan untuk mengumandangkan adzan, digunakan juga untuk melihat rumah-rumah penduduk yang tidak berasap dapurnya,” ungkapnya.
Masjid pada zaman Rasulullah juga berfungsi sebagai rumah sakit (RS). Korban perang yang terluka dijahit di masjid. Selain itu, masjid difungsikan sebagai sekolah, kampus, rumah keterampilan untuk tukang besi, tukang kayu, tukang jahit dan kursus bahasa. Masjid juga difungsikan untuk Baitul Mal dan sebagai rumah singgah untuk umat dari luar kota.
Namun demikian, ia mengingatkan jangan sampai fungsi masjid yang banyak justru malah menggeser fungsi utama masjid, seperti di Amerika. “Akhirnya tidak ada lagi tempat sakral, tempat untuk menangis, tempat untuk bermesraan dengan Allah, tempat meratapi dosa masa lampau, kita ingin ruang utama masjid tidak terganggu dan tidak terusik oleh kegiatan sosial, budaya, dan pendidikan,” terangnya.