ICC Jakarta – Mungkinkah filsafat diajarkan untuk anak? Mengapa filsafat itu penting untuk anak-anak? Anak-anak, pada dasarnya, adalah filosof alamiah. Mereka selalu menjadi seorang filsuf yang mempertanyakan segala sesuatu, termasuk hal-hal yang sudah jelas bagi orang dewasa. Anak-anak sudah memiliki semacam intuisi filosofis yang sudah ada secara alamiah di dalam dirinya. Berbagai penelitian menyatakan bahwa pemahaman dan gaya berpikir filsafat yang diberikan sejak usia dini dapat meningkatkan kemampuan berbahasa (linguistik), kemampuan berhubungan dengan orang lain (sosial), kemampuan untuk berhadapan dengan kegagalan (psikologis), dan kemampuan untuk berpikir terbuka anak (ilmiah), sehingga ia bisa menerima pelajaran dari luar dengan lebih cepat dan mendalam. Dengan keempat kemampuan ini, anak pun bisa mengungkapkan perasaan dan pikirannya kepada orang lain dengan lancar.
Secara alamiah, anak juga memiliki kecenderungan untuk mengajukan pertanyaan. Pertanyaan justru merupakan roh dari filsafat dan ilmu pengetahuan. Pertanyaan adalah energi pendorong penelitian dan refleksi filosofis. Filsafat untuk anak-anak haruslah dilihat sebagai undangan dan kesempatan untuk berpikir.
Apakah yang ingin dicapai dengan pengajaran filsafat untuk anak? Bagaimana peran orang dewasa dalam hal ini? Bagaimana pula tugas orang dewasa untuk menciptakan suasana yang memungkinkan anak-anak untuk berfilsafat guna mengembangkan kemampuan dan kedalaman berpikirnya. Bagaimana memelihara suasana ini selalu tercipta, suasana berfilsafat yang tidak hanya di sekolah, baik sekolah dasar maupun taman kanak-kanak, tetapi juga di dalam keluarga?
Ikuti The 4th Parenting Class ULK-ICC dengan tema Pembelajaran Filsafat untuk Anak dengan pemateri Dr. Ammar Fauzi (Doktor Ilmu Filsafat) yang akan diadakan pada hari Ahad, 22 April 2018, jam 15.00-16.30 di Aula ICC Jakarta. Daftarkan diri anda segera ke Sdri Ayi Rabiah (WA 088212159776)