ICC Jakarta – Terdapat tiga metode untuk menemukan jalan menuju kezuhudan yang diajarkan oleh Amirul Mukiminin:
1- Kurangilah angan-angan
2- Syukurilah nikmat-nikmat Allah swt
3- Jauhilah dosa-dosa
Silahkan diperhatikan bahwa bila seseorang dengan sungguh-sungguh menanamkan sifat-sifat seperti ini di dalam hatinya dan sedapat mungkin mengurangi angan-angan panjangnya, mensykuri kenikmatan-kenikmatan yang dianugerahkan Allah swt kepadanya (sedikit atau banyak), tidak mengeluhkan kekurangannya, menerima (qana’ah) apa yang dianugerahkan kepadanya dan pada akhirnya menghindari dosa-dosa dan menjaga diri maka ia dapat disebut sebagai orang yang tidak mempedulikan dunia, karena pribadi yang:
Pertama, tidak memiliki angan-angan panjang dan jauh maka ia tidak lagi memiliki keinginan banyak untuk tinggal di dunia ini pada masa-masa yang lama untuk mencapai angan-angannya, maka dari sisi ini ia tidak begitu mempedulikan dunia.
Kedua, orang yang merasa cukup terhadap apa yang diberikan oleh Allah swt kepadanya dan mensyukurinya serta tidak terdapat kesedihan sekecil apa pun dibenaknya karena tidak memiliki lebih banyak lagi darinya maka ia tidak akan memiliki sebuah kecenderungan terhadap harta benda dan perhiasan-perhiasan dunia sehingga mencintai dan bergantung kepadanya. Oleh karena itu, ia merasa gembira berada dalam kenyamanan dalam ketidakpedulian sepenuhnya kepada dunia.
Dan ketiga, manusia yang memiliki ketakwaan sedemikian rupa dan menjaga diri sehingga tidak ingin melakukan kemaksiatan kepada Allah swt bahkan dalam kesendirian dan kesunyian sekali pun, tidak akan pernah berkeinginan menambah harta benda dan hal-hal materi dari jalan haram, namun ia merasa cukup (qana’ah) dengan hal yang sedikit dan tidak mengizinkan dirinya sendiri untuk menimbun harta benda dan kekayaan bersamaan dengan melakukan maksiat dan dosa; oleh karena itu, pribadi seperti ini merasa nyaman dan perwujudan nyata manusia yang tidak mempedulikan dan menginginkan dunia serta bersiap-siap untuk akherat, karena ia meyakini kehendak Allah swt sebagai lebih penting dari dunia dan seisinya, oleh sebab itu tidak akan mungkin sekali pun ia melakukan kemaksiatan terhadap Tuhan dan Penciptanya, membangkang dari perintah-Nya demi dunia fana’ dan harta benda dan gemerlapnya yang menipu dan sebagai gantinya kekayaan dunia yang sedikit menyebabkan tanggungan, bencana, malapetaka dan azab akherat baginya karena “pada halalnya terdapat hisab dan haramnya siksaan”.
Pada akhir khutbah ini beliau as mengatakan bila Anda tidak mampu menanamkan ketiga sifat ini maka berusahalah memiliki dua yang terakhir yaitu mensyukuri nikmat-nikmat dan tidak melakukan perbuatan haram, karena Allah swt telah menempurnakan hujjah atas manusia dan tidak menerima alasan, telah menjelaskan segalanya dengan kitab-Nya dan tidak lagi akan mengabulkan alasan.
Kita berharap semoga Allah swt menjadikan kita semua dari orang-orang yang bertakwa dan zahid, mengurangi angan-angan panjang, mensyukuri kenikmatan-kenikmatan-Nya dan menjauhi hal-hal yang diharamkan dan kemaksiatan terhadap-Nya sehingga menerima hal yang sedikit dari dunia (qana’ah), tidak mempedulikan dan bergantung kepada keseluruhan dunia dan lebih banyak memikirkan dunia untuk akherat dan hari-hari yang sulit ke depan. []