ICC Jakarta – Sekjen Hizbullah Lebanon Hujjatul Islam Wal Muslimin Sayid Hasan Nasrullah, Sabtu (10/3/18), bertemu dengan warga Iran mukim Lebanon dan berpidato di hadapan mereka tentang Hizbullah serta perkembangan terakhir di kawasan. Berikut pidato lengkapnya:
Bismillahirrohmanirrohim
Sebelum kemenangan Revolusi Islam, Syiah Lebanon tertindas dan tidak punya pelindung. Prancis membantu orang-orang Kristen, sehingga mereka menjuluki Prancis dengan Ummul Hanunah; Ibu Penyayang. Rusia melindungi orang-orang Ortodoks. Inggris mendukung orang-orang Druze. Saudi dan Mesir mendukung orang-orang Sunni. Adapun orang-orang Syiah, tidak ada yang mendukungnya. Pemerintahan Shafawi sampai Pahlavi pun tidak melindungi Syiah. Sehingga di perhitungan dalam negeri pun mereka selalu jadi pinggiran. Dari sisi ekonomi, politik, dan kebudayaan juga mereka tergolong tak berpendidikan dan miskin.
Di dalam sebuah buku saya pernah membaca bahwa Allamah Sayid Abdulhusain Syarafudin, Marjik Taklid besar Syiah ingin membangun sekolah dasar untuk orang-orang Syiah di Lebanon. Dia mengumpulkan sekitar 40 ulama, lalu mereka menulis surat ke presiden untuk mendapatkan izin pembangunan sekolah. Namun, 40 ulama dan fukaha itu tidak bisa mengumpulkan dana maupun mendapatkan surat izin.
Syaikh Muhammad Jawad Mughniah salah satu famili Syahid Haji Imad yang wafat tiga puluh tahun lalu, di dalam buku hariannya menuliskan bahwa, “Ketika musim dingin, tiga hari saya tidak punya makanan. Fasilitas pemanas ruangan juga saya tidak punya. Dari Tirus sampai Bairut saya jalan kaki. Saya kumpulkan uang. Lalu saya pergi ke Najaf untuk menuntut ilmu.
Demikianlah kondisi orang-orang Syiah ketika itu.
Kampung-kampung orang Syiah dekat dengan perbatasan rezim zionis. Pasca tahun 1948 dan setelah pembentukan rezim penjajah, orang-orang israel kapan saja mereka mau mereka masuk Lebanon dan berbuat seenaknya. Tidak ada satu pun yang menghalangi mereka. Penduduk setempat berlarian tidak ada yang melindungi. Perlahan-lahan mereka berhijrah, dan terbentuklah Dhahiyah Selatan Lebanon dengan sejuta penduduk.
Satu-satunya harapan kami ketika itu adalah Imam Musa Shadr yang datang dari Qom. Tidak ada satu pun yang mendukungnya. Bahkan ulama Lebanon yang meyakini pemisahan agama dari politik mengatakan kepadanya bahwa Anda itu orang Iran. Dialah yang menyadarkan orang-orang Syiah. Orang-orang Syiah ketika itu tidak percaya diri. Tidak seperti slogan kalian pada waktu kampanye, “Kami bisa!”. [tawa hadirin].
Di sini, selalu yang berkuasa adalah orang-orang Ottoman, orang-orang Ibnu Taimiyah dan Abbasi. Orang-orang Syiah tidak bisa mengungkapkan diri sebagai Syiah. Darah mereka halal. Karena itu, banyak orang Syiah yang jadi Sunni.
Tripoli seratus tahun lalu seluruhnya orang Syiah. Sidon dulu mayoritas penduduknya adalah Syiah. Sekarang, Sunni. Kota Jezzine, Syahid Awal ulama Jabal Lebanon berasal dari sana. Ketika anak putri Syahid Awal wafat, 70 ulama fakih shalat jenazah untuknya. Sekarang, Jezzine adalah daerah Kristen. Sebagian sayid jadi Kristen atau Sunni. Orang-orang Kristen sendiri mengatakan bahwa kami sayid dari keturunan Ali bin Abi Thalib. Michel Aoun, orang Kristen dan Presiden Lebanon sekarang adalah sayid dari keturunan Amirul Mukminin as.
Begitulah sejarah kami.
Pasca Revolusi [Islam], kondisi kawasan berbeda. Kondisi kita pun berubah.
Mungkin saja orang-orang mengatakan bahwa kami yang mempopulerkan kepemimpinan Imam [Khumaini] ra. Sebelum Revolusi [Islam] dan kesyahidan Sayid Musthafa Khumaini, masih tidak ada apa-apa. Setelah kesyahidan Sayid Musthafa baru kita mengenal Imam. Imam [Khumaini] ra laksana matahari. Tidak ada seorang pun yang bisa mengatakan bahwa saya telah memperkenalkan matahari. Masyarakat sendiri yang tertarik kepada matahari dan tanpa perantara. Bahkan para ulama yang di dalam hati mereka tidak menerima kami juga mendukung Imam [Khumaini].
Imam Muhamamd Baqir Shadr punya peran besar di dalam sejarah kemarjikan Syiah. Syahid Shadr sangat membantu Imam [Khumaini] ra.
Kami lahir dengan Revolusi Islam. Kami meraih kembali eksistensi dan kehidupan kami dengan Revolusi Islam. Model eksperimen Wilayatul Faqih yang paling penting di luar negeri terjadi di Lebanon. Apabila sekarang kami mulia, bermartabat, dan hidup, maka itu bukanlah karena senjata, uang, atau bantuan Republik Islam Iran. Melainkan karena mengamalkan keyakinan terhadap Wilayatul Faqih … Prinsip Wilayatul Faqih adalah sebab semua sebab dan faktor seluruh faktor.
Orang-orang Syiah dari berbagai negara datang bertanya tentang organisasi, struktur, dan badan Hizbullah, mereka bertanya tentang pengalaman kami bagaimana bisa jadi Hizbullah. Kami katakan kepada mereka bahwa semua itu adalah tubuh dan badan Hizbullah. Bertanyalah tentang ruh Hizbullah. Ruh Hizbullah adalah keyakinan kepada Wilayatul Faqih. Keyakinan kami terhadap Wilayatul Faqih berbeda dengan kebanyakan orang Iran yang menerimanya.
Keyakinan kami lebih kuat. Kami meyakini WIlayatul Faqih dalam berapa tahapan:
1. Kami yakin bahwa ketaatan kepada Wali Faqih seperti ketaatan kepada Insan Suci (Maksumin as).
2. Kami percaya bahwa apabila Wali Faqih mengatakan “Saran dan pandangan saya demikian.” (dan tidak memerintahkan), maka kami harus mematuhinya. (Sedangkan di Iran, orang-orang mengatakan bahwa beliau tidak memerintahkan, sekedar menyarankan.)
3. Kami meyakini beliau, lebih tinggi daripada hanya karena Undang-Undang Dasar. (Sebagian orang memandang bahwa ketika beliau mengatakan “Lebih baik lakukan begini” maka itu adalah di dalam kerangka UUD. Sedangkan kami memandang perkataan itu sebagai taklif dan kewajiban.)
4. Kami di Lebanon ketika sedang membahas di dalam Dewan Syura Hizbullah, apabila kami mungkinkan bahwa Wali Faqih akan tidak senang jika kami melakukan hal ini maka kami tidak akan melakukannya, dan apabila kami mungkinkan bahwa beliau senang jika kami melakukan hal itu maka kami akan melakukannya.
5. Kami percaya bahwa beliau adalah penerus langsung Imam Suci as. Wilayatul Faqih bukan pembahasan birokrasi atau undang-undang. Wilayatul Faqih adalah cinta, bentuan dan pertolongan. Prinsip Wilayah adalah cinta dan kerinduan. Kalau bukan demikian, maka kami tidak lebih dari pegawai kantor dan administrasi.
Saya ingin paparkan sebuah peristiwa kepada kalian:
Mesir bergolak. Maka dibentuklah panitia di Tehran. Kami pun ikut membantu. Mursi jadi presiden. Tapi saya tidak percaya dengan Mursi. Sebab, dia bekerja sangat buruk. Dalam perjalanannya ke Tehran pun kita sama-sama menyaksikan. Rakyat bangkit menentangnya. Setelah satu tahun, dia jatuh. Kami senang. Salah satu dari rekan kami nyaris terbang karena senang.
Keesokan harinya, salah satu kawan kami mengontak dari Tehran dan mengatakan, “Kita sempat rapat dengan Yang Mulia, beliau menanyakan pandangan kita.” Kami pun mengungkapkan kegembiraan. Hal itu disampaikan kepada beliau. Setelah itu, saya kontak dan mengatakan kepadanya, “Katakan kepada saya apa pandangan Yang Mulia.” Dia menjawab, “Ketika itu Yang Mulia sangat sedih dan menyesalkan. Beliau mengatakan bahwa ini adalah peristiwa yang pahit, memang betul bahwa mereka (Ikhwanul Muslimin) keliru, tapi bagaimana pun juga sebuah pengalaman 80 tahun di Mesir yang kalah.” Baik. Sekarang apa yang harus kami lakukan. Seketika itu juga wajah saya dan rekan-rekan berubah. Kami menangis. Malam itu kami senang, sedangkan Wali Faqih kami sedih dan menyesalkan. Kami beristigfar.
Berapa bulan kemudian kami berkunjung menemui beliau. Kami sampaikan kepada beliau “Tolong maafkan saya, saya telah berbuat salah. Maafkan kami.” Saya menangis dan minta maaf. Saya katakan kepada beliau bahwa kami telah berbuat dosa.
Sekarang Hizbullah menjadi sebuah kekuatan dunia. Dari mana martabat dan kemuliaan ini? Allah Swt mengaruniakan kemuliaan ini kepada kami karena ketaatan kepada Wilayatul Faqih. Bagi kami, pengalamannya dua belah pihak.
Perhatian yang diberikan oleh Imam Khumaini ra dan Yang Mulia. Di sisi lain, kompetisi positif dan negatif lembaga-lembaga yang berpengaruh Republik Islam Iran. Semua lembaga Republik Islam Iran –salah satu taufik yang terjadi adalah- membantu poros Hizbullah. Mereka tidak berkompetisi dengan kami. Seluruh sayap di Iran membantu Hizbullah. Masing-masing lebih dari sebelumnya membantu kami. Saya datang kepada Yang Mulia dan menyampaikan terimakasih atas semua lembaga tersebut. Saya sampaikan terimakasih atas petunjuk-petunjuk beliau. Beliau senang sekali seraya mengangkat tangan saya dan mengatakan, “Alhamdulillah, ada satu orang dari luar yang berterimakasih kepada kita.” Kepada pihak-pihak asing kami katakan bahwa kami mendapat uang, senjata dan fasilitas dari Iran, tapi tidak ada satu orang pun yang memerintah kami, tidak ada yang menghukum kami, dan tidak ada kondisi yang seperti ini di dunia mana pun.
Republik Islam Iran berkonsultasi dengan kami dalam isu-isu regional, padahal ia sebuah pemerintahan. Adapun pemerintah-pemerintah yang lain, mereka melihat partai-partai dari atas ke bawah dan memandangnya sebagai pesuruh. Sebaliknya, kami mencintai Wilayatul Faqih dan Republik Islam Iran.
Setelah israel mundur dari Nabatieh pada tahun 1985, parta-partai masuk pemerintahan, hanya Hizbullah yang melanjutkan Muqawama. Karena Yang Mulia mengatakan, “Esensi kalian adalah Muqawama.”
Persatuan Syiah di Lebanon tiada duanya. Persatuan Amal dan Hizbullah adalah teladan. Sebelum kepergian Imam Khumaini ra, tiga tahun terjadi perang antara Gerakan Amal dan Hizbullah. Sebagian orang gugur syahid. Gerakan Amal mengganggu kami. Yang Mulia mengatakan, “Belalah diri kalian, dan hendaknya tujuan kalian adalah perdamaian.” Di antara kami terjadi pertumpahan darah, tapi Yang Mulia mengatakan, “Bersaudaralah, dan bekerjasamalah.” Ketika saya menjadi sekjen, beliau mengatakan, “Jika kamu ingin menyenangkan hati Imam Zaman Af, maka jagalah kedamaian antara Sayid Fadhlullah, Gerakan Amal dan Hizbullah.”
Di pemerintahan dan parlemen, kami selalu memberikan suara kepada menteri-menteri Nabih Berri, mereka ambil kementerian-kementerian yang paling penting, sedangkan kementerian-kementerian yang tidak penting dan tidak beruang mereka berikan kepada kami. Kami diam. Hasilnya adalah kekuatan Muqawama dan situasi yang tenang bagi Hizbullah.
Tahun-tahun lalu kami tidak bisa menyelenggarakan acara Doa Kumail dan Shalat Jamaah di kota-kota selatan. Tapi sekarang, kami hadir di semua tempat, dan Amal mendukung kami. Pada peperangan 33 Hari, Amal mendukung kami. Semua ini berkat menjalankan petunjuk Yang Mulia. Kami pertama-tama adalah bertawakal kepada Allah Swt, setelah itu kami jaga persatuan. Karena itu, kami tidak takut kepada apa pun. Dan pahala terbesar persatuan Syiah di Lebanon ini diberikan Allah Swt kepada Yang Mulia.
Yang Mulia mengatakan kepada saya, “Saya ucapkan terimakasih kepadamu.” Saya katakan, “Karena apa?”. Beliau menjawab, “Karena kamu secara terang-terangan mengucapkan terimakasih kepada Republik Islam Iran dan tidak takut. Padahal, di dunia ini banyak sekali yang telah kami bantu. Tapi mereka tidak mengucapkan terimakasih.” Kami secara tegas mengatakan bahwa Republik Islam Iran adalah Umul Qura dan negara Imam Zaman Af. Kami rela berkorban untuk Sistem Suci ini. Kami bangga, di mata musuh, kami adalah prajurit Yang Mulia dan serdadu Republik Islam Iran.
Di media mereka mengatakan bahwa Hizbullah adalah kepanjangan tangan Republik Islam Iran di kawasan. Padahal, Republik Islam Iran tidak pernah memandang kami sebagai suruhan.
Kalau saja dalam kasus takfiri dan ISIS kita teledor, maka pasti kita sudah menyaksikan kehancuran Syiah di Lebanon, Suriah dan Irak. Kami punya CD dari panglima ISIS bernama Zahra Allousy yang mengatakan bahwa kami ingin mendirikan pemerintahan Dinasti Marwan dan Dinasti Umayyah di Suriah. Dia mengatakan bahwa di Karbala telah terjadi kesalahan dan keluarga Imam Husain as dilepaskan. Kami akan membunuh semuanya. Setelah itu kami akan bergerak menuju Najaf membunuh orang-orang Syiah dan menggali kuburan Imam Husain as.
Kami berperang bukan untuk menjaga Basyar Assad. Melainkan kami berperang demi menjaga pokok Syiah. Banyak sekali ulama Najaf yang menolak perjuangan anti ISIS sebelum ISIS sampai ke dekat Karbala. Setelah itu mereka sadar. Kita telah mengalahkan konspirasi yang besar. Seandainya tidak ada Iran dan Hizbullah, Suriah pasti runtuh. Rusia empat tahun setelah itu baru datang. Peran mereka menentukan. Orang tidak mengira bahwa anak-anak Iran akan gugur syahid di Aleppo, Homs, Nabul Zahra dan lain-lain. Keyakinan kami adalah berdasarkan pengabdian dan logika. Syiah di kawasan sekarang berada di puncak kekuatan. Saya berani mengatakan bahwa pada zaman Amirul Mukminin as, Syiah tidak punya kekuatan.
Revolusi Islam adalah pengantar kemunculan Imam Mahdi af yang tidak pernah terjadi dalam sejarah. Kita setiap saat harus menanti kemunculan Imam Zaman af.
Saya ingin katakan bahwa kemunculan Imam Zaman af sedang tersiapkan oleh kalian. Karena itu saya mencintai kalian. Seandainya tidak ada Republik Islam Iran, dan terjadi peristiwa-peristiwa ISIS, maka Syiah di Lebanon, Suriah dan Najaf pasti hancur. Mereka pasti sudah menggali Karbala. Di dalam fatwa Bin Baz, mufti Saudi mereka (takfiri dan Wahabi), disebutkan bahwa kuburan para imam dan tokoh Syiah harus digali dan dikeluarkan tulang-tulangnya. Dan itulah yang mereka lakukan di Suriah terhadap kuburan Hujr bin Adi.
Kalau pun Hizbullah kuat tapi tidak ada Republik Islam Iran, maka Syiah akan hancur. Keberadaan Syiah di dunia dan kelestarian makam-makam mulia berhutang budi kepada Republik Islam Iran dan Bangsa Iran. Hargailah ini baik-baik. Dalam peristiwa fitnah 88 (2009), tiga minggu setelah itu saya bertemu dengan orang-orang pihak sini (fitnah) dan orang-orang pihak netral, saya katakan kepada mereka bahwa musuh senang sedangkan orang-orang Syiah sedih dan menyesalkan.
Sekarang kalian tidak sedang membangun masa depan kalian, melainkan kalian sedang membangun nasib kemunculan Imam Zaman af. Kemunculan berada di tangan kalian. Pahala kalian di Hari Kiamat besar. Tapi sebaliknya, apabila kalian tidak berbuat dengan baik, maka pada Hari Kiamat semua orang akan dihisab dan dimintai pertanggungjawaban, begitu pula bangsa-bangsa dan organisasi Hizbullah. Ketahuilah bahwa Allah Swt telah memilih kalian. Karena kalian punya kelayakan. Kalian adalah kaum Salman Farisi dan terpilih. Sampai sekarang kalian berbuat dengan baik. Boleh jadi hawa nafsu, arus-arus, dan partai-partai membuat kalian menyimpang dari jalur yang benar.
Wassalamualaikum Wr. Wb. [IT/r/WF]