ICC Jakarta – Dalam Surah Ghafir ayat 60, Allah berfirman bahwa do’a adalah ibadah: “Berdo’alah kepadaKu, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk Neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”. [Ghafir : 60].
Para Imam kita telah mengajarkan doa-doa untuk dibaca dengan segala kemakrifatan yang ada didalamnya. Misalnya Imam Hasan memiliki kitab doa yang terangkum dalam kitab Shahifah Sajadiyyah. Demikian juga para Imam yang lain. Sedangkan Imam Zaman Afs, juga memiliki doa-doa yang dinisbatkan kepada beliau. Penisbatan doa-doa kepada Imam Zaman Afs bisa di dapatkan dari berbagai kitab ruwat dan ad’iyah. Berikut ini adalah doa-doa yang dinisbatkan kepada Imam Mahdi As.
1. Doa Iftitâh
Salah satu do’a yang berasal dari Muhammad bin ‘Utsman bin Sa’id Al-‘Amri yang sangat dianjurkan (mustahab) untuk dibaca pada setiap malam bulan Ramadhan adalah Doa Iftitâh.
Pada mulanya, doa tersebut dimulai dengan kalimat berikut; Allâhumma innî aftatihu al-tsanâ’ bi hamdika ….[1]
2. Doa Samât
Melihat bahwa doa ini diriwayatkan oleh Al-‘Amr, seorang duta khusus Imam Mahdi As, maka kemungkinan besar doa tersebut adalah doa Imam Mahdi As.
Syaikh Thusi dalam kitabnya, Mishbâh al-Mujtahid berkata, ”Do’a Samât adalah doa yang diriwayatkan oleh Al-‘Amri dan doa tersebut sangat dianjurkan dibaca pada saat-saat akhir hari Jum’at.”
Doa tersebut dimulai dengan kalimat sebagai berikut; Allâhumma innî as-aluka bi ismika al-‘azhîm al-a’zham...
3. Do’a “Allâhumma- rzuqnâ taufîq al-thâ’ah…”
Dalam kitab Mishbâh, Kaf’ami menisbatkan doa tersebut kepada Imam Mahdi As[2]. Do’a ini merupakan salah satu dari beberapa do’a yang sangat bernilai. Hendaknya setiap orang berusaha untuk senantiasa membaca dan mengamalkan kandungan doa tersebut.
4. Doa Al-Faraj (Allâhumma ‘azhuma al-balâ’..)
Sayid Ibnu Thawus dalam kitabnya, Jamâl al-Usbû’ menyebutkan bahwa doa ini merupakan salah satu doa yang sering dibaca oleh Imam Mahdi As dalam shalatnya. Akan tetapi, Sayid ibnu Thawus tidak menyebutkan secara jelas apakah doa tersebut berasal dari Imam Mahdi As ataukah bukan[3].
5. Doa di hari-hari bulan Rajab
Syaikh Thusi dalam kitabnya, Mishbâh al-Mujtahid menyebutkan bahwa do’a ini adalah salah satu tawqi’ Imam Mahdi As yang diberikan kepada duta khususnya yang bernama Muhammad bin ‘Utsman bin Sa’id Al-‘Amri. Di awal doa tersebut tertulis; Allâhumma innî asaluka bi ma’âni jamî’I mâ yad’ûka bihi…..[4].
Doa pada hari-hari bulan Rajab yang dinisbatkan sebagai doa yang diriwayatkan Imam Mahdi As adalah doa yang diawali dengan; Allâhumma inni asaluka bi al-maulûdîn fi Rajab…
6. Doa “Allâhumma rabb al-nûr al-‘azhîm wa Rabb al-kursi al-rafî’ wa rabb al-bahr al-masjûr..”
Kaf’ami dalam kitabnya, Al-Balad al-Amîn mengelompokkan doa ini sebagai doa yang bersumber dari Imam Mahdi As.
7. Doa Abul Hasan
Syaikh Thusi dalam kitabnya, Mishbâh al-Mujtahid menisbatkan doa yang berasal dari Abul Hasan tersebut bersumber dari Imam Mahdi As.
Pada permulaan doa itu, kita akan membaca bacaan berikut; Bismillâhirrahmânirrahîm. Allâhumma shalli ‘alâ Muhammad sayyid al-mursalîn wa khâtam al-Nabiyyîn wa hujjat Rabb al-‘âlamîn al-muntajab fi al-mîtsâq al-mushthafa fi al-zhilâl al-muthahhar min kulli âfat al-barî’ min kulli ‘aib al-muammal li al-najâh al-murtajâ li al-syafâ’ah al-mufawwadh ilaihi dinullâh….[5].
Selain doa-doa yang disebutkan di atas, masih banyak doa-doa lain yang telah disebutkan dalam beberapa kitab-kitab doa, dimana doa-doa tersebut diyakini sebagai doa dan munajat yang bersumber dari Imam Mahdi As khususnya ketika beliau qunut dalam shalatnya. (Dars Nameh Mahdawiyat II, Khuda Murad Salimiyan/SZ)
Catatan Kaki
[1]. Ali bin Musa Ibnu Thawus, Iqbâl al-A’mâl, cetakan kedua, Teheran, Dar Al-Kutub Al-Islamiyah, 1367 HS, hal. 58.
[2] . Ibrahim bin Ali Kaf’ami, Mishbâh, Qum, Ridha, 1405 HQ, hal. 280.
[3]. Ibrahim bin Ali Kaf’ami, Mishbâh, Qum, Ridha, 1405 HQ, hal. 176.
[4]. Ali bin Musa Ibnu Thawus, Iqbâl al-A’mâl, cetakan kedua, Teheran, Dar Al-Kutub Al-Islamiyah, 1367 HS, hal. 646.
[5]. Muhammad Hasan Thusi, Mishbâh al-Mujtahîd wa Silâh al-Muta’abbid, Beirut, Muassasah Fiqh Syiah, 1410 HQ, hal. 406.