ICC Jakarta – Bahaya-bahaya potensial yang akan mengancam dan merupakan momok bagi konsep Mahdawiyat sangatlah banyak. Sebelumnya, kami memandang perlu untuk terlebih dahulu mendefinisikan konsep Mahdawiyat, setelah itu baru menganalisa faktor-faktor yang secara praktis bisa mengancamnya.
Yang dimaksud dengan konsep Mahdawiyat (Mahdiism) adalah: Percaya terhadap keberadaan dan wujud Imam Mahdi Ajf sebagai Imam Keduabelas yang saat ini berada dalam tirai kegaiban karena maslahat dan atas perintah Ilahi. Beliau akan muncul pada suatu hari kelak setelah dunia dipenuhi oleh tirani untuk kemudian memenuhi dunia ini dengan keadilan dan kesejahteraan. Saat ini, para pengikut dan Syiahnya tengah menanti datangnya hari seperti ini.
Perawi berkata, aku bertanya kepada Imam Ridha As tentang penantian faraj (kemunculan Imam Mahdi Ajf), beliau bersabda, “Faraj merupakan salah satu dari pembuka, dan betapa indahnya bersabar dan menunggu kemunculan (Imam Mahdi Ajf).”[1]
Seluruh fenomena di alam memiliki kekurangan dan momok yang menjadi sumber bagi kerusakannya.[2] Oleh karena itu, untuk mempertahankan segala fenomena ini, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengenal momok dan kekurangan ini, kemudian selanjutnya berupaya untuk menghilangkan dan melenyapkannya. Persoalan yang menjadi ancaman bagi konsep Mahdawiyat tak lain adalah momok yang mampu menjadi gangguan setiap fenomena, dan faktor-faktor ini sangatlah banyak, dimana kami hanya akan menyinggung tiga hal penting secara ringkas sebagaimana berikut.
- Jika hukum terbaik jatuh ke tangan para pelaku kriminal yang tak benar, jika barang paling berharga jatuh dalam cengkeraman orang yang tak berhak, maka kita tidak akan pernah mendengar berita lagi tentang hukum terbaik tersebut dan juga tidak akan pernah mendengar apa-apa lagi tentang barang yang paling berharga tersebut. Demikian juga, konsep Mahdawiyat tidak akan terkecualikan dari kaidah dan hukum ini, para pengklaim dusta, yang tak lain adalah mereka yang rusak, menyimpang dan tak berhak, dengan bersandar pada mutiara berharga konsep Mahdawiyat, telah menempatkan konsep ini bersama kebusukan-kebusukan klaimnya, meletakkannya dalam posisi yang terancam dan membuatnya menjadi sasaran empuk serangan para Wahabi dan musuh-musuh Syiah .
- Jahil: salah satu persoalan yang senantiasa mengancam kebenaran adalah kebodohan dan ketiadaan informasi para saudara kita. Kebodohan merupakan hal yang sangat merusak. Saat ini kita bisa menyaksikan dengan jelas bahaya para saudara kita yang tak memiliki informasi dan jahil, dan bagaimana dengan mengatas namakan penantian mereka berdiam diri dan bungkam dalam menghadapi segala kezaliman dan aniaya. Atau sekali-sekali dengan melihat beberapa indikasi dan tanda-tanda lahiriah kemunculan, mereka akan memberikan waktu yang jelas terhadap kemunculan Imam Mahdia Ajf dalam waktu dekat, dimana penentuan seperti ini, selain dicela dalam riwayat-riwayat kita, bahkan bisa menyebabkan keputus asaan para penanti beliau yang sejati.
- Materialistis: tak diragukan lagi, pecinta sejati tak hanya tak merasa asing terhadap yang dicintainya, yang sudah barang tentu ia akan menyesuaikan diri dan menyerupakan diri dengan yang dicintainya. Oleh karena itu dikatakan bahwa penanti sang Mushlih (Reformer Agung yang Saleh), haruslah orang yang saleh. Penantian biasanya mengilustrasikan tentang keadaan seseorang yang kuatir dengan keadaan yang ada dan berupaya untuk membuat kondisi yang lebih baik, misalnya, seorang pasien yang menanti kesembuhan, atau seorang ayah yang menanti kembalinya sang putra dari perjalanan, mereka sedih dan khawatir dengan penyakit yang dideritanya dan keterpisahannya dari sang anak, dan akan berupaya untuk memperoleh kondisi yang lebih baik. [Iquest]
Footnote:
[1]. Sayyid Muhammad Ibrahim Burujerdi, Tafsîr Jâmi’, jil. 3, hal. 293 dan 294, Intisyarat-e Shadr, Teheran, Cetakan Keenam, 1366 S.
[2]. Abu al-Qasim Paibandeh, Nahj al-Fashâhah, Majmu-e Kalimâte Qishâr Hadhrat Rasûl Saw, hal. 623, Hadis 2255, Nasyr Dunyaye Donesh, Teheran, Cetakan Keempat , 1382 S.