ICC Jakarta – Riwayat mengatakan kepada kita bahwa orang Muslim yang berkepribadian adalah orang yang menemukan kepercayaan agamanya dengan cara meneliti kebenaran agamanya, bukan pendiktian yang dilakukan oleh orang lain, termasuk ayah dan nenek moyang, masyarakat setempat, penguasa dan media. Riwayat memberitahu kita bahwa seorang muslim harus memiliki keyakinan dan harus rasional meneliti persoalan keagamaan.
Lihatlah kandungan al Qur’an, lihat berapa banyak al-Quran mencela gaya dan pemikiran orang kafir dihadapan dakwah yang dilakukan oleh para Nabi. Ketika Nabi Muhammad saw meminta orang-orang kafir untuk menyembah Allah Yang Esa dan meyakini agama Islam, mereka bertanya mengapa kita harus meninggalkan keyakinan nenek moyang kita dan memeluk agama baru?
Al Qur’an memberitahu kita semua bahwa tidak seharusnya kita menerima keyakinan keagamaan yang berasal dari nenek moyang dan kita harus melakukan penelitian berdasarkan pengetahuan akal dan harus memilih sendiri. Masyarakat Arab sebelum kedatangan Nabi Saw memiliki keyakinan kepada berhala. Dan Nabi mendakwahkan supaya mereka memiliki keyakinan kepada Tuhan yang Esa. Sebagian menerima panggilan Nabi dan sebagian lainnya masih mempertahankan keyakinan yang berasal dari nenek moyang mereka.
Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Hujjatul Islam Guli (Deputi Dirjen Bappeda Provinsi Teheran) ketika Kantor Berita Shabestan mewawancarainya yang dimuat di kantor berita tersebut pada tanggal 6/1/2018 [SZ]