ICC Jakarta – Melalui hadis Tsaqalain keunggulan dan keutamaan Ahlulbait Nabi saw atas yang lainnya dapat dilihat dengan jelas, karena Nabi Saw meletakkan posisi mereka di sisi al-Quran, maka Alquran dinamakan bagian yang lebih besar dan Ahlulbait dinamakan bagian yang lebih kecil dan adapun orang lain tidak disandingkan dan diletakkan dalam urutan Alquran. Dengan demikian, sebagaimana Alquran al-Karim memiliki keunggulan dan keutamaan di atas kaum muslimin, maka Ahlulbait juga, memiliki keunggulan dan keutamaan dibanding yang lain.
Sa’aduddin Taftazani dalam hal ini mengatakan, “Kandungan ayat-ayat Tathhir dan hadis Tsaqalain menunjukkan keunggulan Ahlulbait atas yang lainnya dan tolok ukur keunggulan mereka, tidak hanya terbatas pada hubungan nasab mereka yang sampai kepada Rasulullah saja, karena berdasarkan Alquran, sunnah dan ijma tolok ukur keunggulan adalah ilmu dan taqwa, dan tolok ukur ini ada pada diri Ahlulbait, dan hal ini dihasilkan dari keberadaan mereka di sisi Alquran dan kewajiban berpegang teguh kepada mereka, karena berpegang teguh pada Alquran bukan termasuk dari perbuatan berpegang teguh kepada ilmu dan petunjuk Alquran sebagaiamana juga berpegang teguh pada Itrah (Ahlulbait).
Ayat mubahalah uga menunjukkan keunggulan ahlul kisa atas para sahabat, karena berdasarkan ayat ini, Nabi saw mendapatkan perintah untuk menyertakan beberapa orang dari anak-anak, para pemuda dan perempuan-perempuan muslim untuk diajak bermubahalah dengan orang-orang Nasrani dari Najran. Dan Nabi saw dari para pemuda memilih Ali As dan dari para perempuan Sayidah Zahra As dan dari anak-anak, Hasan As dan Husain As.
Tanpa ragu lagi untuk mengadakan mubahalah ciri-ciri orang yang dipilih dari sudut pandang iman dan kedekatannya kepada Tuhan mereka harus memiliki kedududkan yang tinggi, dan dalam sebuah mubahalah yang salah satunya adalah Rasul, orang yang bersamanya haruslah setara dengan martabatnya atau paling tidak mereka dari sisi makam dan kedudukan lebih tinggi dari yang lain, selain itu jika bukan orang-orang yang disebut di atas, adalah dari seorang muslim yang memiliki kedudukan tinggi dari sisi keimanan dan spriritual yang Nabi saw sendiri memilihnya, karena mengenai perangai yang bersumber dari Nabi saw tidak ada kemungkinan sekecil apapun dari kekeliruan yang menentang keadilan atau hikmah.
Abu Rayyah, pelayan Ummu Salamah meriwayatkan dari Nabi saw bahwa jika di atas bumi ini ada seseorang yang kedudukannya lebih tinggi dari Ali, Fatimah, Hasan dan Husain As. Allah akan memerintahkanku supaya aku bermubahalah dengan perantara mereka, akan tetapi Allah memerintahkanku supaya bermubahalah dengan pertolongan mereka (Ahlulbait), mereka adalah orang-orang teragung. []