ICC Jakarta – Sebagaimana kita maklum, bahwa keunggulan kepribadian Imam Ali As sangat tinggi. Ia bukanlah seorang yang kaya, namun ia orang yang sangat dermawan dan bersama keluarganya menjadi sebab diturunkannya ayat ith’am yang menjelaskan tentang itsar tingkat tinggi keluarga Imam Ali As. Dalam hal-hal lainnya pun, beliau adalah teladan, seperti bahwa Imam Ali As tidak suka disanjung.
Imam Ali As sangat tidak suka disanjung dan ia melarang kaum Muslimin untuk melakukan hal ini. Kisah berikut ini menggambarkan hal tersebut: Ketika Imam Ali As kembali dari perang Shifin di Kufah terdapat seseorang bernama Harb bin Syar Habil Syayani. Ia dengan berjalan kaki menyertai Imam Ali yang menunggang kuda. Imam Ali As berdiri dihadapan Harb dan berkata, “Kembalilah” Karena Harb menolak kembali, Imam Ali As mengulangi perkataannya itu sebanyak dua kali. Imam Ali As berkata, “Kembalilah karena berjalan bagimu dan naik kuda bagiku akan menimbulkan fitnah bagi penguasa sepertiku dan bagi Mukmin merupakan kehinaan.”
Suatu hari salah seorang sahabat Imam Ali As memuji beliau. Imam sangat melarang pekerjaan ini dan bersabda, “….Ketahuilah keadaan yang paling buruk bagi seorang penguasa di hadapan pengikutnya adalah ketika mereka tertipu dan bangga dan mereka seolah-olah telah bekerja dengan cara yang sebaik-baiknya. Aku tersiksa walaupun hanya ada pada pikiran kalian bahwa aku menyukai pujian dan senang mendengar pujian. Jangan berkata-kata kepadaku sebagaimana kalian bekata-kata kepada penguasa yang zalim, jangan gunakan julukan yang penuh dengan retorika kosong.
Ketika pasukan Imam Ali As bergerak menuju Syam (Suriah), para petani kota tengah antri di gudang dan ketika Imam Ali As sudah dekat, mereka berlari-lari hendak menyambut Imam Ali As. Dengan riang gembira, mereka hendak menyambut Imam Ali As. Ketika itu, Imam Ali berkata, “Apa yang kalian lakukan?” Mereka menjawab, “Ini adalah kebiasaan kami untuk menyambut dan menghormati seorang tokoh besar”, jawab mereka. Namun dengan nada kecewa Imam Ali AS berkata, “Demi Allah, apa yang kalian lakukan itu tidak akan menguntungkan kalian sedikit pun. Apa yang kalian lakukan itu sia-sia, justru mendatangkan azab akhirat. Betapa ruginya kalian menyibukkan diri sementara kesibukan itu justru mendatangkan azab yang abadi bagi kalian.”