ICC Jakarta – Dalam kehidupan sehari-hari, manusia dituntut untuk menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhirat. Dalam hal ibadah dan bekerja pun juga begitu. Islam mengecam orang-orang yang hanya sibuk beribadah dan tidak memikirkan keadaan dan kebutuhan keluarganya.
Ketika Umar bin Muslim salah satu murid Imam Shadiq as tidak ada selama beberapa hari, Imam Shadiq menanyakan keadaannya kepada murid-muridnya yang lain dan berkata, “Di mana Umar bin Muslim?”
Salah satu muridnya berkata, “Saya tahu kabar tentang dia. Dia sekarang meninggalkan pekerjaannya dan meninggalkan segalanya dan pergi ke sebuah tempat untuk beribadah.”
Imam Shadiq as berkata, “Celakalah dia. Apakah dia tidak tahu bahwa meninggalkan pekerjaan dan perdagangan, menyebabkan doanya tidak dikabulkan?”
Kemudian beliau mengatakan, “Ketika dua ayat ini diturunkan, “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.”
Sejumlah sahabat Rasulullah Saw menutup pintu-pintu rumahnya dan sibuk beribadah dan berkata, “Kami sibuk beribadah dan bertakwa. Allah [berdasarkan ayat ini] akan menjamin kehidupan kami dari jalan yang tidak kami sangka.”
Rasulullah Saw mengirim pesan untuk mereka dan mendatangkan mereka. Beliau berkata kepada mereka, “Apa yang menyebabkan kalian meninggalkan pekerjaan dan sibuk beribadah?”
Mereka menjawab, “Wahai Rasulullah! Allah [berdasarkan ayat tersebut] akan menjamin kehidupan kami. Bila kami sibuk beribadah, maka Dia akan menjamin kehidupan kami dari jalan yang tak kami sangka.”
Rasulullah Saw berkata, “Orang yang menjalani cara seperti ini, doanya tidak akan dikabulkan. Bekerjalah dan bertakwalah!”