ICC Jakarta – Rasulullah Saw adalah pribadi yang sempurna. Menilik kepribadian beliau, maka kesempurnaan saja yang akan kita dapatkan. Ucapan, tutur kata, perilaku dan keseharian beliau adalah cermin kesempurnaan seorang insan kamil. Begitu pun dengan ibadah beliau, yang merupakan bentuk ibadah manusia sempurna. Sekarang kita akan membaca bagaimana ibadah-ibadah Rasul sebagai seseorang yang sudah dijamin masuk surga dan telah memperoleh ampunan.
Imam Baqir As berkata, “Suatu malam Rasulullah Saw bersama Aisyah. Ia berkata, ?Wahai Rasulullah! Mengapa engkau begitu bersusah payah beribadah? Bukankah Allah Swt telah mengampuni dosa-dosa sebelum dan sesudahmu?” Nabi Saw menjawab, ?Wahai Aisyah! Apakah aku tidak boleh menjadi hamba yang bersyukur?”
Imam Baqir as kembali berkata, “Rasulullah Saw berdiri di atas jari-jari kedua kakinya, sampai Allah Swt menurunkan ayat “Thaha. Kami tidak menurunkan al-Quran ini kepadamu untuk menyusahkanmu.” (Ushul al-Kafi, jilid 2, hal 95)
Dalam hadis yang lain disebutkan bahwa Rasulullah Saw hanya akan keluar dari sebuah acara setelah mengucapkan istighfar sebanyak 25 kali. (Makarim al-Akhlak, hal 313)
Ibadah Rasulullah Saw yang lainnya adalah berpuasa tiga hari dalam sebulan. Ada sekitar 40 hadis yang menyebutkan tentang kebiasaan Rasulullah Saw ini.(Wasail al-Syiah, jil. 7, hal 303-321)
Dinukil dari sebagian istri Rasulullah Saw bahwa beliau berbicara dengan kami dan sebaliknya, kami juga berbicara dengan beliau. Ketika waktu shalat tiba, seakan-akan beliau tidak mengenal kami dan sebaliknya kami juga tidak mengenal mereka untuk menyibukkan diri dengan Allah Swt.(Mustadrak al-Wasail, Kitab as-Shalah, Bab Af’al as-Shalah, Bab 2, hadis 17) Ya para auliya ketika tiba waktu salat, mereka seolah-olah lupa dunia dan pandangan mereka tertuju kepada Allah Swt, Zat Maha segala-galanya. []