ICC Jakarta – Salah satu masalah penting pada masa kemunculan Imam Zaman Afs adalah kemajuan dan kesempurnaan ilmu-ilmu material dan spiritual. Ilmu pada masa itu akan mencapai titik kulminasinya. Imam Shadiq As yang bersabda:
الْعِلْمُ سَبْعَةٌ وَ عِشْرُونَ حَرْفاً فَجَمِيعُ مَا جَاءَتْ بِهِ الرُّسُلُ حَرْفَانِ فَلَمْ يَعْرِفِ النَّاسُ حَتَّى الْيَوْمِ غَيْرَ الْحَرْفَيْنِ فَإِذَا قَامَ قَائِمُنَا أَخْرَجَ الْخَمْسَةَ وَ الْعِشْرِينَ حَرْفاً فَبَثَّهَا فِي النَّاسِ وَ ضَمَّ إِلَيْهَا الْحَرْفَيْنِ حَتَّى يَبُثَّهَا سَبْعَةً وَ عِشْرِينَ حَرْفاً
“Ilmu dan pengetahuan terdiri dari dua puluh tujuh huruf. Dan apa yang dibawa oleh para nabi hanya dua huruf (dari dua puluh tujuh huruf) dan manusia hingga kini hanya mengenal dua huruf tersebut. Tatkala Imam Mahdi muncul, ia akan membawa dua puluh lima huruf lainnya dan menyebarkannya di tengah masyarakat di samping itu akan menyeratakan dua huruf sebelumnya dan menyebarkan keseluruhan dua puluh tujuh huruf tersebut di tengah masyarakat.” (Bihar al-Anwar jil. 52, hal. 336)
Kita harus memperhatikan bahwa riwayat ini dan riwayat-riwayat yang semisal dengannya tidak berkata bahwa seluruh masyarakat akan mampu secepat kilat mempelajari dua puluh tujuh huruf ilmu pada masa kemunculan Imam Zaman Ajf, melainkan ungkapan yang digunakan pada sabda Imam Shadiq As di atas adalah akhraja (mengeluarkan). Artinya Imam Mahdi Ajf akan mengelurkan huruf-huruf ilmu yang tersisa.
Hal ini berarti bahwa Imam Mahdi Ajf akan menyampaikan kedua puluh tujuh huruf ilmu kepada masyarakat untuk dipelajari dan menyebarkan ilmu yang sangat luas. Namun apakah setiap orang mampu mempelajari kedua puluh tujuh huruf tersebut dan sampai pada puncak keilmuan? Hal ini bergantung pada usaha dan upaya setiap orang. Pastilah sebagian orang akan sampai pada tingkat kulminasi ilmu seperti yang disebutkan dan membentuk lingkaran-lingkaran keilmuan dan kelas-kelas pengetahuan serta menambah ilmu pengetahuan orang lain, sebagaimana yang diriwayatkan dalam sebuah riwayat, Imam Ali As bersabda:
«كَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَى شِيعَتِنَا بِمَسْجِدِ الْكُوفَةِ وَ قَدْ ضَرَبُوا الْفَسَاطِيطَ يُعَلِّمُونَ النَّاسَ الْقُرْآنَ كَمَا أُنْزِل
“Seolah-olah saya melihat Syiahku di Masjid Kufah berkemah dan mengajarkan orang-orang pengetahuan-pengetahuan al-Qur’an sebagaimana yang diturunkan.” (Bihar al-Anwar jil. 52, hal. 364)
Jadi dengan kemunculan Imam Mahdi Afs akan tersedia peluang bagi masyarakat untuk dapat mempelajari dua puluh tujuh huruf ilmu dan bahkan tersedia peluang untuk meraih kesempurnaan ilmu secara serentak, namun pada masa tersebut terdapat orang-orang yang tidak mampu mencapai puncak ilmu pengetahuan. Untuk dapat sampai pada puncak ilmu maka hal itu memerlukan usaha mereka persis seperti tingkatan puncak takwa yang dapat diraih oleh setiap orang yang berusaha dan bekerja keras.
Dengan demikian, sebagaimana untuk dapat sampai pada puncak ketakwaan memerlukan perjuangan maka untuk dapat menggapai derajat dua puluh tujuh huruf ilmu juga memerlukan usaha dan kerja keras.[]