Mantan Presiden Iran dan Ketua Dewan Penentu Kebijakan Negara, Ayatullah Akbar Hashemi Rafsanjani dalam usia 82 tahun meninggal dunia pada Ahad petang, 8 Januari 2017 di sebuah rumah sakit Tehran. Ayatullah Hashemi meninggal dunia, setelah menderita serangan jantung.
Ayatullah Rafsanjani adalah presiden keempat Iran dan terpilih sebagai ketua parlemen negara itu pada tahun 1980 dan menjabat sampai 1989. Selain itu, dia juga pernah menjabat kepala Majelis Ahli dari tahun 2007 sampai 2011 ketika memutuskan untuk tidak mencalonkan diri untuk jabatan itu. Dia juga kepala Dewan Penentu Kebijaksanaan Iran sejak 1987.
Selama Perang Iran-Irak Ayatullah Rafsanjani secara de facto menjabat sebagai kepala komandan Angkatan bersenjata Iran.
Berikut pesan duka Rahbar atas meninggalnya Ayatullah Hasyemi Rafanjani, seperti dilansir situs informasi Kantor Pengelola dan Publikasi Karya Rahbar:
Bismillahirahmanirrahim
Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un
Dengan duka dan penyesalan, saya menerima berita kematian mendadak sahabat lama, satu benteng dan sekutu selama periode perjuangan gerakan Islam serta rekan dekat selama bertahun-tahun di masa Republik Islam, yang terhormat Hujjatul Islam wal Muslimin Haj Sheikh Akbar Hashemi Rafsanjani.
Kehilangan rekan dan seperjuangan, di mana sejarah kerjasama, empati, persahabatan dan kerjasama dengannya berlangsung selama 59 tahun adalah sangat sulit.
Berbagai kesulitan dan hambatan yang telah kami lalui selama beberapa dekade, dan berbagai konsultasi, simpati dan empati di berbagai momen telah membawa kami untuk saling berusaha, bersabar dan menerima resiko di jalan yang sama.
Kecerdasan besar dan keakrabannya yang tak tertandingi pada tahun-tahun itu telah menjadi sandaran meyakinkan bagi semua orang yang bekerjasama dengannya, terutama bagi saya.
Perselisihan pendapat dan perbedaan ijtihad di periode tertentu dari periode panjang ini tidak pernah bisa memutuskan ikatan persahabatan yang dimulai di antara Haramain Karbala ini. Bisikan, di mana selama beberapa tahun terakhir ini intensif dan serius untuk memanfaatkan perbedaan pendapat ini tidak mampu mengganggu kasih sayang mendalamnya kepada saya.
Ia adalah contoh langka dari generasi pertama pejuang anti-Shah dan mengalami penderitaan di jalan yang penuh bahaya dan membanggakan ini. Selama bertahun-tahun dipenjara dan menahan derita akibat siksaan-siksaan Savak serta resistensi terhadap semua ini, lalu memikul tanggung jawab berat di Pertahanan Suci dan Ketua Parlemen, Ketua Dewan Ahli Kepemimpinan dan lain-lain; ini semua adalah lembaran-lembaran cerah kehidupan pasang surut pejuang kawakan ini.
Dengan ketiadaan Hashemi, saya tidak mengenal karakter lain apapun, di mana saya bisa mengingat pengalaman bersama dalam jangka panjang seperti ini dengannya di pasang surut periode historis. Kini, pejuang yang telah berumur ini sedang di hadapan perhitungan Allah Swt dengan berkas penuh dengan perjuangan dan berbagai aktivitas, dan ini takdir bagi kita semua pejabat-pejabat Republik Islam.
Dari lubuk hati saya, saya berdoa untuk rahmat dan pengampunan baginya, dan saya mengucapkan belasungkawa kepada istri, anak-anak, saudara dan seluruh keluarganya.
Wa Ghafara llahu lana wa lahu
Sayid Ali Khamenei
19 Dey 1395 Hs/8 Januari 2017
Diataptasi dari Parstoday