Beberapa waktu lalu media-media massa internasional ramai memberitakan pembatalan penayangan perdana film tentang Nabi Muhammad yang diproduksi oleh Iran. Film yang disebut-sebut berbiaya produksi sebesar $30 juta (sumber-sumber lain menyebut $18 juta) itu merupakan film terbesar yang pernah dibuat oleh Iran.
Dalam film ini diceritakan tentang serangan Raja Habasha, Abrahah beserta pasukannya untuk menghancurkan Ka’bah. Dia memimpin pasukan yang dilengkapi oleh ribuan tentara, kuda dan gajah. Dengan Iradah Allah Swt, tiba-tiba ketia pasukan itu berjarak sekitar 3 km dari Ka’bah, maka gajah-gajah tunggangan mereka menghentikan dan menolak untuk melanjutkan langkahnya. Jutaan burung ababil kemudian melepaskan hujan batu yang berasal dari jahanam ke pasukan Abrahah kemudian tentara tersebut dimusnahkan sehingga memberangus pasukan bergajah tersebut. Sebulan kemudian, Muhammad lahir.
Film ini menggambarkan era jahiliyyah dengan semua tirani semenjak kelahiran Nabi Muhammad Saw hingga usia 13 tahun dengan mengenalkan Nabi Saw sebagai sosok yang menyayangi antara sesama. Seorang Nabi yang menebarkan ajaran welas kasih dalam kehidupannya. Diantara cerita dalam film ini adalah penggambaran Nabi sebagai seorang bocah kecil yang bisa dipercaya ketika menggembalakan kambing, mencegah seorang ayah yang akan menguburkan anaknya hidup-hidup, memberi minuman kepada orang-orang papa dan melindungi seorang yang akan menjadi tumbal dalam kegiatan ritual masyarakat jahiliyyah.
Sebagian besar pengambilan gambarnya dilakukan di kota Qom, Iran dan sebagian lainnya di Afrika Selatan. Sinematografi film ini digarap oleh Vittorio Storaro dari Italia dan musiknya digarap oleh A. R. Rahman dari India. Penyanyi Sami Yusuf juga dilibatkan dalam film ini. Untuk mendukung keontetikan cerita, Majidi juga dibantu oleh tim penasihat yang terdiri dari para ulama dan sejarahwan Islam dari berbagai negara, baik yang bermazhab Sunni maupun Shiah.
Dalam pengumumannya tentang film ini pada bulan Oktober 2011, Majidi menyebut film ini sebagai “proyek film paling ambisius dan mahal” sepanjang hidupnya, yang akan “memberikan kebanggan bagi warga dan bangsa Iran”. Film ini dimaksudkan untuk memerangai pandangan Barat yang tidak tepat mengenai Islam pada masyarakat Barat tambahnya. Pemahaman yang dominan tentang Islam di dunia saat ini tidak memperhatikan sisi keindahan dalam agama ini. Demikian Majidi menyebutkan. [ZB]