ICC Jakarta – Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, atau Rahbar, Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Rabu (17/2/2021) dalam pidato memperingati kebangkitan bersejarah rakyat Tabriz, Provinsi Azerbaijan Timur, 29 Bahman 1356 Hijriah Syamsiah (18 Februari 1978) menjelaskan sejumlah capaian besar Republik Islam Iran.
Dalam pertemuan virtual dengan warga Tabriz ini, Ayatullah Khamenei memperingatkan berlanjutnya permusuhan kubu imperialis karena penentangan rakyat Iran atas nilai-nilai yang dipakai dalam sistem imperialisme global.
Rahbar mengatakan, konspirasi dan penentangan mereka ditunjukkan dengan berbagai dalih seperti isu hak asasi manusia, syariat Islam, nuklir, rudal, masalah regional dan masalah lainnya, namun kita harus sadar bahwa semua ini hanya dalih.
Ayatullah Khamenei menambahkan, bangsa Iran membutuhkan dua hal untuk menang dalam menghadapi serangan-serangan musuh, pertama, penguatan unsur-unsur identitas, dan kedua, peningkatan kekuatan internal.
Pidato Rahbar kali ini berisi sejumlah poin berharga dan sangat penting. Salah satunya yang paling ditekankan adalah mengingat kembali tentang upaya mengenal musuh dan substansi langkah permusuhan mereka yang dilakukan dalam berbagai bentuk dan kerangka, mulai dari militer, politik, keamanan, ekonomi, bahkan perang lunak dengan maksud untuk melemahkan nilai-nilai revolusi, dan menciptakan keraguan serta kebimbangan dalam melanjutkan jalan revolusi.
Dari sudut pandang ini, pidato Ayatullah Khamenei memiliki dua dimensi strategis yang sangat urgen, pertama, pentingnya melakukan perlawanan di hadapan tekanan dan kesulitan saat bergerak ke arah kemajuan untuk membangun masa depan gemilang.
Kedua, penekanan untuk menjaga unsur-unsur serta konsep kekuatan nyata bangsa dan nilai-nilai revolusi.
Ayatullah Khamenei menjelaskan, demokrasi relijius dan kedaulatan atas nasib bangsa merupakan salah satu capaian revolusi, dan pemilu merupakan kesempatan yang sangat besar untuk negara Iran.
“Para penentang Republik Islam Iran tidak ingin negara ini mampu memanfaatan kesempatan dan kapasitas penting bagi kemajuan, namun partisipasi maksimal dan revolusioner rakyat dalam pemilu akan menciptakan keamanan bagi negara, menekan balik musuh, dan mengurangi ketamakan mereka, oleh karena itu jangan biarkan kesempatan ini hilang,” paparnya.
Republik Islam Iran dengan memegang prinsip bersandar pada rakyat sebagai kekuatan lunak, berdiri menghadapi musuh, dan tetap mempertahankan serta melanjutkan karakteristik ini, berhasil mengalahkan berbagai konspirasi dan banyak ancaman.
Sebenarnya ancaman-ancaman itu masih membayangi Iran, dan tujuan akhirnya melemahkan negara Republik Islam Iran dari dalam. Dalam hal ini, kekuatan pertahanan Iran merupakan salah satu indikator penting capaian negara ini.
Jelas bahwa kemampuan dan kekuatan militer Iran merupakan rintangan besar bagi musuh, dan benteng kokoh dalam membendung ancaman. Oleh karena itu, musuh terus berusaha menempatkan Iran dalam posisi lemah dan pasif, melalui sanksi, ancaman, teror, dan tekanan maksimum, juga perang psikologis, ditambah dengan merusak citra kekuatan rudal dan pertahanan Iran.
Rahbar dalam pidatonya juga menyinggung kesepakatan nuklir JCPOA dan menjelaskan kebijakan-kebijakan negara Iran.
“Terkait JCPOA banyak statemen dan janji yang disampaikan, kami banyak mendengar kata-kata dan janji baik yang dalam kenyataannya dilanggar dan langkah-langkah berlawanan diambil terhadapnya, maka dari itu kata-kata dan janji tidak ada gunanya, kali ini hanya aksi nyata yang penting,” ujarnya.
Ayatullah Khamenei menegaskan, jika kami menyaksikan aksi nyata pihak lawan, maka kami pun akan melakukan hal yang sama, dan kali ini Republik Islam Iran tidak akan puas hanya dengan kata-kata dan janji.
Pidato Rahbar hari ini realitasnya adalah jalan yang mesti ditempuh bangsa Iran ke arah masa depan yang meyakinkan. Jalan ini memiliki target-target yang jelas yang berlandaskan independensi dan bersandar pada kemampuan dalam negeri, pada saat yang sama tetap waspada dalam menghadapi kebijakan menipu musuh.
Sumber: parstoday