ICC Jakarta – Peringatan dan perayaan kelahiran Sang Putra Ka’bah sangat semarak diselenggarakan oleh Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta tadi malam 19/3. Acara ini menghadirkan nara sumber Ust Dr. Muhsin Labib.
Menurut Muhsin Labib, yang terpenting dari acara peringatan ini adalah bagaimana kita lebih mengenal jiwa Ali bin Abi Thalib, sehingga oleh karenanya akan sangat tragis jika hanya mencukupkan dengan hal-hal yang bersifat fisikal.
Pemimpin sejati adalah menciptakan pemimpin, bukan menciptakan massa. Oleh itu, keberhasilan Rasul bukanlah menciptakan masyarakat, namun membentuk figur-figur yang kelak mejadi pemimpin bagi umat manusia. Sebagai pemimpin, Imam Ali telah memberikan contoh dan teladan yang paling baik. Ia adalah ayah terbaik bagi putra putrinya, suami bagi putri semata wayang nabi dan pemimpin umat terbaik. Segala sisi kehidupannya adalah teladan. Ia tidak memiliki padanan dalam hal: kecerdasan, ketinggian akhlak, kepiawaian sastra, kedalaman munajat, keberanian, keadilan, kezuhudan, keikhlasan, kemaksuman, dan wilayah.
Makna “Aku kota ilmu dan Ali adalah pintunya” menandakan bahwa seluruh ilmu Rasulullah harus memiliki penjelasan secara representatif dan itu hanya bisa djelaskan oleh Imam Ali As.
Kecintaan pengikut kepada yang diikutinya selayaknya merupakan kecintaan yang bersifat kepatuhan (eksistensial). Kecintaan yang bersifat vertikal, bukan horizontal. Sebuah cinta yang akan melahirkan komitmen-komitmen dan kesadaran, sebuah cinta yang tidak bersyarat.
Mari kita manfaatkan momentum peringatan kelahiran Imam Ali ini untuk mengikrarkan kembali wilayah kita kepada Imam Ali As. [SH/SZ]