ICC Jakarta – “Setiap kita pasti punya model dan gaya hidup dalam keseharian kita. Tapi pertanyaannya adalah apakah yang kita jalani sebagai gaya dan pola hidup kita diambil dari sumber ajaran Islam atau mengambil dari luar dan budaya Barat yg bertentangan dengan Islam.”
Demikian penggalan hikmah peringatan hari milad putri Kinasih Rasulullah Saw, Fatimah Zahra Sa yang diperingati 24/2 semalam di ICC Jakarta yang dihadiri oleh ribuan pecinta Ahlulbait sejabodetabek.
Tampil sebagai penceramah pada kesempatan ini adalah Dr. Hakimelahi, Direktur ICC Jakarta.
“Tema yang akan kita bicarakan pada kesempatan ini adalah pola hidup (life style) Sayidah Fathimah Zahra Sa.” Memulai penyampaian hikmah peringatan Milad Sayidah Zahra Sa.
“Terkait dengan pembahasan ini, kita akan membaginya menjadi dua bagian:
- Apa yg kita maksudkan dengan kehidupan dan gaya hidup (life stlye)?
- Bagaimana gaya hidup dalam Islam itu dan bagaimana kita dapat berkaca pada pola hidup Sayidah Fatimah Zahra?
Dalam berbagai pembahasan ilmu modern dan menjadi salah satu tema penting dalam ilmu Sosiologi, adalah apa yang disebut dengan life style (gaya hidup)?” Tanya Mantan Deputi Hubungan Internasional Al-Mustafa University ini.
Kemudian ia melanjutkan, “Gaya hidup tentu adalah mencakup berbagai hal dalam khidupan, bagaimana seseorang memakai pakaian, menjalani hidup, makan-minum, olahraga, seni, dan lain sebagainya. Ini semua adalah termasuk dalam apa yang diistilahkan dengan life style.
Sebagian beberapa filosof Barat, membagi life style dalam 5
kategori:
1. Apa yg menjadi model dalam mengkonsumsi, baik itu papan, sandang dan pangan,
dan beberapa hal yang digunakan dalam keseharaian termasuk gadget dan HP.
2. Model kehidupan kita yg berhubungan dengan tindakan kita mengisi hidup, bagaimana
gaya berjalan, bagaimana kita berpakaian, nada bicara dan diksi yang kita
pilih, dan mengisi waktu luang seperti rekreasi, dan lain-lain.
3. Yang berhubungan dengan berbagai tradisi yang dimiliki, baik tradisi lokal
ataupun global.
4. Bgaimana interaksi kita secara sosial, silaturahmi, dan lain-lain.
5. Berhubungan dengan nilai. Apa yang menjadi nilai dan dianggap mulia di tengah
masyarakat. Harta, mobil mewah, jam tangan mahal, rumah mewah, dan lain-lain.
5 hal tersebut adalah mencakup semua apa yang ada dalam kehidupan kita. Tidak ada
seorang pun yang menjalani hidupnya kcuali bersinggungan dengan 5 hal tadi.”
Setelah memberikan gambaran tentang 5 kategori lifestyle, Dr. Hakimelahi
menyimpulkan, “Karena itulah yg penting adalah bahwa setiap kita pasti punya model
dan gaya hidup dalam keseharian kita. Tapi pertanyaannya adalah apakah yang
kita jalani sebagai gaya dan pola hidup kita diambil dari sumber ajaran Islam
atau mengambil dari luar dan budaya Barat yg bertentangan dengan Islam.”
“Sangat disayangkan banyak di antara kita yang terjerumus dalam
melaksanakan berbagai gaya hidup sebagai gaya hidup Barat, dan itu dirancang
secara khusus oleh orang Barat dan mereka mampu mendistribusikan gaya hidupnya dan
ditiru oleh kita.”Ungkapnya.
Dalam membandingkan gaya hidup masa lalu dan masa kini, Direktur ICC
menyebutkan, “Sebagai sebuah contoh yang sangat nyata di antara kita. Sekitar
10 tahun lalu, model rambut berbeda dengan yang ada saat ini. Dan yakinlah,
setahun dan tahun yang akan datang juga pasti akan mengalami perubahan.
Kacamata yang digunakan oleh kebanyakan kita hari ini, modelnya juga berbeda.
Beberapa tahun lalu, juga berbeda dengan yang sekarang. Dan begitu juga tahun-tahun
mendatang.
Itu semua adalah akibat dari kita tidak mempunyai gaya hidup yang jelas dan
sesuai dengan ajaran Islam. Dengan danya gaya hidup yang ada dluar, maka bisa
berdampak dalam kehidupan kita. Comtoh dalam kekeluargaan, angka perkawinan
turun, perceraian meningkat, relasi dan silaturahmi antara keluarga kian berkurang,
dan lain sebagainya.”
Selanjutnya sebagai solusi mencari gaya hidup, Direktur ICC Jakarta
merekomendasikan, “Karena itulah, supaya terhindar dari efek buruk dari life
stlye yang keliru, maka kita harus berpegang teguh pada gaya hidup kita sendiri
dan sesuai ajaran Islam.
Allah yang menciptakan kita, dan Dia yang Mahatahu atas semua potensi yang kita miliki, Dia telah menentukan pola hidup dan life style bagi kita. Allah Swt befirman:
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّـهَ فَاتَّبِعُونِ
“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku.”
Teladan terbaik untuk kehidupan kalian adalah apa yang dijalankan oleh nabi kita. Dan kita juga memahami bahwa apa yang telah dijalankan oleh para maksum itu adalah model kehidupan terbaik bagi kita.
Salah satu model hidup para maksum yang dapat kita teladani adalah kehidupan Sayidah
Fatimah Zahra. Salah satu teladan hidup yang sangat menonjol dalam kehidupan
Putri Kinasih Nabi ini adalah haya
(sifat malu), hijab (menjaga aurat)
dan iffah (menjaga kemulian diri dan
kehormatan diri).
Jika kita ingin mengetahui apa yag memang digariskan Alquran tentang batasan haya,
hijab, dan iffah, maka contoh nyatanya adalah apa yang telah dilakukan Sayidah
Fatimah. Lanjut professor dalam bidang teologi lulusan Universitas Tehran ini.
Dalam surat al-Ahzab ayat 59, Allah Swt berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ
الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu,
anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya
mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu.”
Sayidah Fatimah dalam rangka mengamalkan perintah Allah dalam mengenakan jilbab, sebagaiman yang disebutkan dalam sebuah riwayat, ada seorang sahabat tunanetra, dan diizinkan oleh nabi untuk masuk, dan dalam rumah ada Sayidah Fatimah, maka sebelum orang itu masuk, Sayyidah Fatimah merapikan pakaiannya dan menutupi dirinya dengan jilbab, dn Rasulullah berkata, “Wahai putriku, bukankah dia seorang buta, mengapa engkau tetap menutupi badanmu?” “Benar wahai ayahku, tetapi aku khawatir bahwa Aku akan melihatnya, dan dia juga masih dapat mencium aroma badanku, dan Aku tidak mau melihat dan membiarkan orang itu mencium aroma badanku.”
Mendengar itu Rasulullah bersabda, “Benar engkau Wahai Fatimah belahan jiwaku.”
Suatu hari Rasulullah Saw, di tengah sahabatnya, Rasulullah bertanya pada yang hadir. Tahukah kalian apa yang paling baik bagi seorang perempuan?” Tidak ada yang menjawab. Lalu datanglah Ali dan menyodorkan jawaban.
“Yang paling baik bagi wanita adalah tidak melihat pria dan tidak dilihat oleh pria. Jawaban itu diperoleh dari Fatimah.” Kata Imam Ali As. Mendengar jawaban ini, Rasulullah bersabda, “Benar. Aku adalah tebusannya (kebenaran jawaban itu).” Pungkas Dr. Hakimelahi.
Acara peringatan hari milad Putri Rasulullah yang merupakan acara puncak dari rangkaian acara Pekan Cinta Putri Rasulullah Saw kerjasama dengan MAI Jakarta, Dana Mustadhafin dan ICC Jakarta dilengkapi dengan peluncuran buku terbaru terbitan Nurul Huda ICC Jakarta, Fatimah Zahra karya Baqir Qarasyi. [SH/SZ]