ICC Jakarta – Abbas bin Ali dilahirkan di kota Madinah pada empat Syaban tahun 26 Hq. Nama Abbas dikenal sebagai simbol sikap ksatria, keberanian dan keperkasaan. Abbas dengan segala kelebihan dan keutamaannya itu adalah hasil didikan langsung ayahnya, Imam Ali bin Abi Thalib.
Sejarah mencatat, Ali memberikan perhatian sangat besar terhadap pendidikan anak-anaknya. Abbas, seperti anak Ali lainnya, berada dalam asuhan khusus dari manusia mulia itu. Abbas yang dilahirkan di rumah Ali, dibesarkan dengan penuh kesederhanaan. Tidak ada barang mewah sedikitpun. Rumah kecil dan mungil itu menjadi bukti kesederhanaan seorang pemimpin umat Islam yang memegang kendali baitul mal dan urusan kaum Muslimin ketika itu.
Abbas menyaksikan langsung bagaimana ayahnya bekerja keras menggali sumur dan mengalirkan air ke ladang demi kepentingan kaum Muslimin. Abbas hidup di rumah orang yang tidak pernah terlintas sedikitpun ketamakan terhadap dunia. Semua penghuninya mengagungkan Allah Swt dan tidak ada ruang sedikitpun bagi setan untuk menggoda mereka.
Di rumah mungil itu, setiap tarikan nafas anggota keluarga adalah ibadah kepada Allah Swt. Demikian pula dengan Abbas. Ali sebagai kepala rumah tangga berkata, “Sebagaimana anak-anakku lainnya, Abbas sejak kecil menuntut ilmu dariku, seperti anak merpati yang menerima makanan dan minum langsung dari induknya.”(Gurur al-Hikam jilid 6 hal.96).
Abbas juga dikenal dengan kedermawanan dan ketulusannya. Bersama saudaranya, terutama Imam Hasan, Abbas memenuhi kebutuhan masyarakat dan membela orang-orang yang tertindas.Tentang keutamaan sifat Abbas ini, Imam Ali berkata, “Warisan paling berharga dari ayah kepada anak-anaknya adalah keluhuran akhlak.” Abbas pun mewarisi keutamaan ilmu dan keluhuran akhlak dari ayahnya, Imam Ali. Ia pun mencurahkan segenap tenaga dan pikirannya untuk membantu perjuangan saudaranya menegakkan agama Allah. Abbas rela syahid demi membela perjuangan saudaranya, Imam Husein melawan penguasa zalim Yazid bin Muawiyah.