ICC Jakarta – Dalam surah al-Zumar ayat 10 kita membaca: “Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”
Sebenarnya apa ciri-ciri orang beriman menurut penjelasan kalam suci Allah Swt yang tertuang dalam Qs al-Zumar ayat 10 itu?
Pada permulaan ayat, pertama kali Allah Swt mengisyaratkan kepada ketakwaan dan memerintahkan Nabi Muhammad Saw:
Takwa adalah menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan dosa dan rasa bertanggung jawab dan berjanji di hadapan Allah Swt bahwa ia akan menjalankan seluruh program hamba-hamba yang mukmin. Takwa adalah tameng di hadapan api dan hal-hal yang akan mencegah terjadinya kerusakan dan ketergelinciran. Takwa adalah modal besar pada hari kiamat dan parameter kepribadian dan kehormatan manusia di hadapan Allah Swt.[2]
2. Ihsan
Pada tingkatan selanjutnya adalah permasalahan ihsan dan berbuat baik di dunia. Dunia merupakan tempat diadakannya ujian-ujian kehidupan dan dengan menjelaskan hasil ihsan ini, masyarakat di motivasi untuk melakukan hal ini: Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan.
Berbuat baik di dunia[3] entah berupa perkataan, perbuatan, apakah dalam pikiran dan tafakur kepada teman atau orang-orang yang tidak dikenal semuanya hasilnya adalah bahwa pahala besar di dua dunia bahwa kebaikan tidak akan menghasialkan sesuatu kecuali kebaikan pula.
Sejatinya, takwa adalah pencegah dan ihsan adalah faktor yang menggerakkan sehingga menjadi paket untuk meninggalkan dosa dan melakukan kewajiban-kewajiban dan kemustahaban-kemustahaban.
3. Hijrah dari negeri syirik dan kafir
Perintah ketiga adalah perintah untuk hijrah dari negeri syirik, kafir dan tercampur dengan dosa.[4] Dan bumi Allah itu adalah luas. (Apabila kalian mendapat tekanan dari para pemimpin kaum kufar maka berhijrahlah) (وَ أَرْضُ اللهِ واسِعَةٌ).
Perintah ini, pada hakikatnya adalah jawaban atas orang-orang yang mencari alasan bermalas-malasan dan tidak tidak memiliki kemauan yang kuat. Mereka berkata bahwa kami yang berada di Mekah dikarenakan adanya tekanan dari pemerintahan kaum musyrikin tidak bisa melakukan kewajiban Ilahi kami. Al-Quran menjelaskan: Bumi Allah bukan hanya Mekah, jika Mekah tidak memungkinkan maka ada Madinah, dunia itu luas, gerakkanlah diri kalian dan pindahlah dari tempat yang telah tercampuri dengan kesyirikan dan kekafiran dan intimidasi untuk melakukan kewajiban-kewajiban kalian.
Masalah hijrah adalah salah satu masalah penting yang berpengaruh pada masa permulaan Islam namun juga berperan penting dalam memenangkan pemerintahan Islami. Dengan dalil ini, masa permulaan sejarah Islam bahkan pada setiap zaman memiliki peran yang sangat penting yang menunjukkan bahwa kaum mukminin tidak menyerah kepada kekuatan-kekuatan yang akan membungkam keberadaan mereka dan dari sisi lain, merupakan faktor tersebarnya Islam ke seluruh penjuru dunia.
Al-Quran dalam ayat lain: “Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya, “Dalam keadaan bagaimana kamu ini?” Mereka menjawab, “Kami adalah orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah).” Para malaikat berkata, “Bukankah bumi Allah itu luas sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?” Tempat orang-orang itu adalah neraka Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali.”[5]
Ayat ini dengan jelas menunjukkan bahwa tekanan dan intimidasi di lingkungan dimana terdapat kemungkinan untuk melakukan hijrah, maka alasan untuk tidak melaksanakan perintah Allah Swt disana tidak dapat diterima.
4. Sabar
Mengingat bahwa hijrah biasanya disertai dengan kesulitan-kesulitan yang banyak dari berbagai sisi kehidupan, maka perintah ke empat berkaitan dengan kesabaran dan keuletan yang dijelaskan seperti ini: “Orang-orang yang bersabar menerima ganjaran yang berlipat ganda.”
Penafsiran dengan “yufa” yang berasal dari kata dasar “wafa” bermakna pemberian secara sempurna.[6]Dari satu sisi dan penafsiran dengan “bighairi hisab” menunjukkan bahwa orang-orang yang bersabar dan ulet akan mendapat imbalan terbaik disisi Allah Swt. Bukti ini ada di hadis terkenal yang diriwayatkan oleh Imam Shadiq As yang dinukilkan dari Rasululullah Saw: Ketika buku amal dibukakan, dan timbangan Allah telah dipasangkan maka bagi orang-orang yang telah bersabar dan ulet, akan dibentangkan baginya 9 timbangan dan dibukakan 9 buku amal, kemudian Nabi Muhammad Saw akan menjadi saksi atas perkatannya, kemudian beliau membacakan surah ini: “Orang-orang yang bersabar menerima ganjaran yang berlipat ganda.”[7]
Sebagian orang percaya bahwa ayat ini berkenaan dengan hijrah pertama kali yang dilakukan oleh kaum Muslimin, yaitu hijrah secara besar-besaran yang dikepalai oleh Ja’far bin Abi Thalib ke Habasyah[8], namun kita mengetahui bahwa sebab turun ayat-ayat ini di samping untuk memperjelas maksud ayat-ayat ini tentu saja tidak membatasi hijrah pada masa dahulu saja. [iQuest]