ICC Jakarta – Pada pembahasan sebelumnya telah dibahas mengenai hadis-hadis tentang perumpamaan keberadaan Imam Mahdi dibalik awan, sekarang kita akan membahas tentang hikmah-hikmah perumpamaan Imam Mahdi seperti di balik awan
- Matahari adalah poros dan titik pusat bagi tata surya. Oleh karena itu, Imam Mahdi As juga poros dan titik pusat bagi kehidupan manusia.
- Di alam semesta ini, matahari memiliki banyak manfaat. Salah satu manfaatnya adalah mampu menyinari yang lainnya. Imam Mahdi As dalam alam penciptaan juga memiliki manfaat dan manfaat yang tidak terhitung jumlahnya, sebagian manfaat-manfaat tersebut baru akan terasa dan dapat diketahui setelah ia muncul.
- Awan hanya akan menutupi matahari sebatas kepada orang-orang di bumi yang tepat berada dibawahnya. Sekalipun demikian, bumipun tidak menjadi gelap gulita (seperti keadaan di malam hari). Tirai keghaiban Imam Mahdi As juga hanya akan menghalangi manusia untuk bertemu langsung dengannya, artinya tirai keghaiban tersebut tidak akan sampai menghalangi rahmat dan petunjuk Imam Mahdi kepada manusia.
- Terbentuknya awan sangat ditentukan oleh bumi dan penduduk bumi sendiri dan tidak berkaitan dengan matahari sedikitpun. Begitu juga dengan Imam, yang sebab-sebab akan keghaibannya adalah hasil dari perlakuan manusia.
- Awan hanya akan menghalangi orang-orang yang berada dibawahnya saja, apabila manusia mampu pergi keatas ketinggian melebihi ketinggian awan, maka iapun akan terbebas dari awan (dan akan mendapat sinar matahari secara langsung). Demikian juga manusia, apabila ia mampu meninggalkan perkara-perkara duniawi dan melepaskan diri darinya, maka makam ma’nawiyahnya akan melesat jauh dengan menembus tirai keghaiban dan sangat mungkin baginya untuk mampu berjumpa langsung dengan sang Imam As.
- Semua orang pasti membutuhkan matahari, tidak terkecuali apakah ia sadar dan yakin bahwa dirinya sedang mengambil manfaat darinya ataukah tidak sadar dan tidak mengetahui akan hal itu. Kaitannya dengan Imam Mahdi As juga tidak ada perbedaan antara orang-orang yang percaya kepadanya dengan orang-orang yang mengingkarinya, keduanya sama-sama hidup dibawah anugerah dan pancaran sang Imam As.
- Orang-orang yang rela bersabar dan senantiasa menunggu kepergian awan, hanyalah orang-orang yang tahu bahwa matahari memiliki faedah dan manfaat yang sangat banyak. Demikian juga halnya orang-orang yang hidup pada masa keghaiban Imam Mahdi As, hanya orang-orang yang tahu sosok Imam Mahdi As saja yang akan bersabar dan menunggu masa-masa kemunculannya.
- Hanya orang-orang buta saja yang tidak akan mampu melihat cahaya dan sinar m Sebagaimana hanya orang-orang yang memiliki hati buta saja yang tidak akan mampu merasakan cahaya keberadaan Imam, sehingga ia pun akan jauh dan dan tidak mampu mengambil manfaat darinya.
Sebagaimana seluruh makhluk hidup yang ada di atas bumi ini baru dapat mengambil semua manfaat yang ada pada matahari, ketika matahari tidak terhalangi oleh sesuatu apapun (misalnya awan), maka demikian halnya ketika Imam Mahdi As muncul, masyarakat baru akan merasakan semua karunia yang ada pada dirinya yang sebelumnya tidak mereka rasakan.
Sebagaimana juga bahwa keberadaan awan yang menutupi matahari hanya akan menghalangi sebagian faedah-faedah yang ada pada matahari, maka demikian juga tirai keghaiban Imam Mahdi As yang hanya akan menghalangi manusia untuk mampu merasakan semua karunia dan rahmat yang ada pada diri Imam Mahdi As.
Rahmat dan karunia yang ada pada diri Imam Mahdi As ketika ia berada dibalik tirai keghaiban sama halnya dengan rahmat dan karunia yang dimiliki oleh para Imam Suci Ahlulbait As lainnya ketika mereka berada dibalik jeruji besi penjara. Sekalipun keduanya mempunyai sisi-sisi perbedaan yang sangat jauh, akan tetapi keduanya sama-sama menghalangi manusia untuk dapat merasakan kebesaran rahmat dan karunia Imam secara langsung.
Sebagai kesimpulan, keghaiban Imam Mahdi As tidak mengindikasikan bahwa ia juga tidak ada (‘Adam al-Wujud). Hal itu karena jelas adanya bahwa Imam Mahdi As ada (wujud) akan tetapi tertutupi oleh tirai keghaiban. Dan sekalipun ia berada dibalik tirai keghaiban, akan tetapi banyak karunia dan manfaat yang dapat diraih darinya. Terkadang, karena ulah manusia sendiri yang menyebabkan dirinya tidak mampu memperoleh manfaat dan karunia akan keberadaan Imam Mahdi As tersebut. (Dars Nameh Mahdawiyat II, Khuda Murad Salimiyan)