ICC Jakarta – Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Akhmad Sodiq mengatakan, sufi yang dikembangkan oleh Wali Songo adalah sufi ala Ghazali. Sehingga model dakwahnya juga mempraktikkan tasawuf akhlaki atau amali. Selain itu, ulama sufi yang menjadi figur di Nusantara adalah Al Baghdadi, Junaidi, dan Abdul Qadir Jailani.
“Yang semua ini terepresentasi dari tasawuf akhlaqi, tasawuf amali. Kitab tertinggi di pesantren salah satunya adalah Ihya Ulumuddin karya Al Ghazali. Hal ini merupakan salah satu tandanya,” katanya Sodiq saat menjadi pemateri dalam diskusi di Sekretariat Islam Nusantara Center (INC) Ciputat Tangerang Selatan, Sabtu (16/9).
Oleh karena itu, Sodik menilai, diskusi tentang Wali Songo bisa memperkuat keyakinan akidah Ahlussunah wal-Jama’ah. Baginya, kajian Wali Songo itu adalah sesuatu yang menyenangkan karena penuh dengan hikmah.
Zainul Milal Bizawie mengamini apa yang disampaikan oleh Sodik. Baginya, kecenderungan tasawuf yang dipraktikkan oleh Wali Songo adalah tasawuf akhlaki. Meskipun demikian, ada syekh yang hidup pada zaman Wali Songo yang mempraktikkan tasawuf falsafi, yaitu Syekh Siti Jenar.
“Tapi ini harus kita ambil nilai positifnya”, katanya.
Tasawuf akhlaki adala ajaran yang mengedepankan sisi moral dari seorang hamba dalam rangka melakukan pendekatan kepada Tuhan dengan melakukan berbagai macam ritual seperti takhalli, tahalli, tajalli, munajat, memperbanyak dzikir dan wirid, mengingat mati, dan tafakkur. Sedangkan, tasawuf amali adalah tasawuf yang membahas tentang bagaimana cara mendekatkan diri kepada Allah dan memiliki tahapan syariat, tarekat, dan ma’rifat. (Muchlishon Rochmat/Abdullah Alawi) (NU Online)